Latest Movie :
Recent Movies

Paul Walker Meninggal, Bagaimana Nasib Fast & Furious 7?

Post By : Eba Gazalba

Paul Walker Meninggal, Bagaimana Nasib Fast & Furious 7?
Kematian bintang Fast and Furious, Paul Walker jelas membuat nasib film sekuel, Fast & Furious 7 bakal berubah jalan ceritanya. Hal ini kontan saja membuat sutradara, James Wan mendapat pekerjaan rumah baru.

Kini, sutradara keturunan Singapura tersebut setidaknya harus memikirkan twist-twist baru yang coba ia hadirkan di film Fast and Furious 7. Pasalnya, mendiang Walker sudah menyelesaikan sekitar 50 persen filmnya tersebut.
Kondisinya sekarang adalah mematikan karakter yang dimainkan Walker, Brian O'Connor saat Dominic Toretto dan kawan-kawan coba memburu si pembunuh Han pada The Fast and the Furious: Tokyo Drift.
Sang rumah produksi, Universal Pictures dipastikan tidak akan membuat 50 persen film yang sudah jadi. Lantaran mereka belajar dari pengalaman Warner Bros. lewat The Dark Knight setelah Heath Ledger meninggal dunia.
Paul Walker meninggal akibat kecelakaan mobil yang ditumpanginya. Walker meninggalkan seorang putri bernama Meadow dan seorang istri, Rebecca. Prestasinya di dunia perfilman Hollywood akan selalu dikenang.

Paul Walker Meninggal Dunia



Post By : Eba Gazalba

Paul Walker Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan Mobil

paul walker
Bintang film Fast and Furious Paul Walker, meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di California, Amerika Serikat pada hari Sabtu (30/11) sore waktu setempat. Saat itu Paul sedang berada di dalam mobil sporty Porsche GT yang dikendarai oleh temannya.

Kabar duka ini diumumkan langsung melalui halaman resmi Facebook Paul, yang menyatakan sang aktor telah wafat setelah mobil yang ditumpanginya lepas kontrol di Santa Clarita pada pukul 15.30 kemarin. Hal ini juga dikonfirmasi oleh pihak kepolisian setempat yang menyatakan 2 orang telah tewas akibat insiden tersebut.



"Dengan berat hati kami mengumumkan kalau Paul Waker telah meninggal dunia pada hari ini akibat kecelekaan mobil, saat ingin menghadiri acara amal untuk organisasinya Reach Out Worldwide," tulis juru bcara Paul melalui akun Facebooknya.

paul walker ...paul walker ...
"Dia adalah penumpang di mobil temannya yang juga ikut tewas di peristiwa tersebut. Kami menghargai kesabaran kalian dan sangat terpukul atas kabar ini," tambahnya.

Seperti diketahui Paul adalah salah satu karakter penting dari seri Fast and Furious sebagai Brian O'Connor. Ia juga sedang menjalani proses syuting Fast and Furious 7 dibawah arahan ssutradara James Wan. BAgaimanakah nasib film tersebut akibat musibah ini?

Laporan Prakrin SMK Penerbangan Nusa Dirgantara Lombok Tengah Husein Sastranegara Bandung




BAB I
PENDAHULUAN

I.1     Latar Belakang

          Latar belakang dalam penulisan laporan ini adalah sebagai tindak lanjut nyata atas praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan oleh penyusun di DEPOHAR 10 khususnya di Sathar 12, Sathar 13, dan Sathar 15. Laporan ini berisi catatan penting praktek apa saja  yang telah dilaksanakan di DEPOHAR 10 antara lain : pemeriksaan (inspeksi), perbaikan (repair), perawatan (maintenance).

            Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di latar belakangi oleh beberapa ketentuan-ketentuan yaitu :
1.      Menerapkan teori yang telah didapat.
2.      Menghubungkan teori yang tlah diperoleh di sekolah denga hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL).
3.      Mempelajari situasi kerja sesuai dengan ilmu yang didapat.
4.      Membuat analisa dan pengamatan terhadap hubungan antara teori dan kenyataan.
5.      Merupakan salah satu syarat untuk dapat mengikuti UAS dan UN

I.2     Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Tujuan dilaksanakannya PKL adalah :
1.      Memberikan pengalaman bekerja pada taruna/i  sebelum mereka benar-benar terjun dalam dunia kerja yang nyata.
2.      Mengetaui sejauh mana ilmu yang di dapat di sekolah penerbangan yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan.
3.      meningkatkan kemampuan dan keterapilan taruna/i dalam memecahkan masalah.
4.      Menambah ilmu yang belum didapat di sekolah atau dapat juga memperdalam ilmu pengetahuan yang sudah didapat.
5.      Memberikan taruna/i gambaran pekerjaan yang bisa dipilih dan berhubungan dengan jurusan/program keahliannya.

I.3     Maksud dan Tujuan Pembuatan Laporan

            Maksud dan tujuan pembuatan laporan ini adalah sebagai catatan hasil kegiatan yang telah dilaksnakan selama praktek, dimana setiap kerja praktek dicatat dan dirangkum dengan seksama agar mendapatkan hasil yang maksimal.

            Pembuatan laporan yang merupakan karya tulis adalah kewajiban bagi setiap taruna/i SMK Nusa Dirgantara LOTENG yang telah menyelesaikan PKL. Pembuatan laporan ini bertujuan :
a)      Taruna/i mampu memahami, memantapkan, dan mengembangkan pelajaran yang didapat di sekolah dan menerapkan.a di dunia kerja.
b)      Taruna/i mampu mencari alternatif pemecahan masalah kejuruan secara lebih luas dan mendalam yang terungkap dari buku laporan yang dibuat.
c)      Taruna/i mampu memahami cara-cara pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan.
d)     Taruna/i mampu mencurahkan dan menuangkan pikiran serta segenap kemampuan kedalam tulisan
e)      Taruna/i dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
f)       Mengumpulkan data guna kepentingan sekolah dan dirinya sendiri
g)      Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti UAS dan UN

I.4     Metodologi

            Dalam pembuatan laporan ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data  untuk menyelesaikan laporan yaitu antara lain :
a)      Penelitian Lapangan
Merupakan suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dari lapangan, antara lain :
·         Observasi lapangan
·         Tanya jawab dengan instruktur yang ada
b)      Penelitian Perpustakaan
Merupakan suatu metode pengumpulan data dari studi ke perpustakaan sebagai pedoman dalam penulisan laporan sesuai dengan bidang yang di ambil.

1.5     Sistematika Penulisan

            Dalam laporan praktek ini penulis menyajikan laporan penulisan berdasarkan sistematika sebagai berikut :

·         BAB I Pendahuluan
Penulis menguraikan latar belakang prakerin, tujuan pelaksanaan praktek, maksud dan tujuan pembuatan laporan metodologi, dan pengumpulan data dari sistematika penulisan.


·         BAB II Sejarah Singkat DEPOHAR 10
Penulis merangkum sejarah singkat DEPOHAR 10 dan perkembangannya. Sejak pemerintahan Belanda sampai sekarang.
·         BAB III Pembahasan Kegiatan Praktek
Penulis menjelaskan kegiatan belajar selama berada di DEPOHAR 10, yang tepat di Sathar 12, Sathar 13, dan Sathar 15. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan pengenalan lingkungan DEPOHAR 10 selama satu hari, guna mengetahui peraturan yang ada di DEPOHAR 10. Kemudian menguraikan satu persatu alat-alat dan komponen-komponen yang ada pada setiap Sathar.
·         BAB IV Hambatan-Hambatan
Penulis mengungkapkan apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi para taruna/i dalam melaksanakan kegiatan prakerin selama berada di DEPOHAR 10.
·         BAB V Penutup
Penulis menguraikan tentang kesimpulan akhir dari seluruh pelaksanaan kegiatan prakerin, selain itu penulis juga memberikan saran, baik untuk SMK Nusa Dirgantara LOTENG maupun di DEPOHAR 10 yang menyangkut hasil dari kegiatan prakerin. Penulis juga memberikan sebuah kata penutup sebagai kata uraian laporan prakerin.






















BAB II
SEJARAH SINGKAT DEPO PEMELIHARAAN 10

II.1 Pendahuluan

TNI ANGKATAN UDARA adalah bagian intregral dari TNI, merupakan inti
Mean mantra dirgantara nasional dalam rangka menyelenggarakan pertahanan Nasianal di udara. Peran ini mengharuskan TNI Angkatan Udara untuk dapat TNI Angkatan Udara adalah bagian integral dari TNI, merupakan inti kekuatan matra dirgantara nasional dalam rangka membentuk dan membina matra udara yang tangguh secara berkecepatan, daya capai, daya tembus, daya tempur dan kekenyalan. Dalam mewujudkan/mengoperasikan kekuatan yang sedemikian itu antara lain diperlukan kesiapan pesawat terbang dengan daya guna yang optimal setiap waktu. Dalam hal ini mutlak diperlukan kemampuan dukungan logistik yang tangguh, termasuk dukungan pemeliharaan baik ditingkat ringan sedang maupun berat.

KOHARMATAU merupakan Komando Utama TNI Angkatan Udara yang bertugas pokok menyelenggarakan pemeliharaan pesawat terbang TNI Angkatan Udara. Salah satu unsur KOHARMATAU yang melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang bersayap tetap dan bersayap putar, pemeliharaan komponen, kalibrasi alat ukur presisi, pemeriksaan Non Destructive Inspection (NDI), dan produksi materiil. Dalam pelaksanaan tugas pokok Depohar 10 membawahi 5 Satuan Pemeliharaan (Sathar) yang meliputi Sathar 11, Sathar 12, Sathar 13, Sathar14, Sathar 15, dan Sathar 16. Disamping tugas pokok tersebut, Depohar 10 menyelenggarakan fungsi-fungsi kegiatan sebagai berikut :

a)      Melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat angkut ,latih dan helicopter waktu.
b)      Melaksanakan pemeliharaan komponen pesawat terbang dan kegiatan fabrikasi untuk mendukung kesiapan pesawat di lanud-lanud maupun pesawat  dalam pemeliharaannya.
c)      Menyelenggarakan bantuan pemeliharan lapangan terhadap pesawat TNI Angkatan Udara untuk mendukung kesiapan operasi di Skadron-Skadron dalam jajaran Kopsau I, Kopsau II dan Kodikau.
d)     Melaksanakan pemeliharaan tingkat ringan maupun sedang terhadap peralatan-peralatan dan fasilitas pemeliharaan sesuai fungsi.
e)      Melaksanakan kalibrasi terhadap peralatan standart untuk mendukung penyelenggaraan pemeliharaan pesawat terbang, yang terdapat di Satker-satker, Lanud-lanud dalam jajaran TNI Angkatan Udara.

Fasilitas dan sarana produksi/peralatan kerja meliputi bangunan, hanggar, bengkel dan gudang serta peralatan permesinan sebagian masih memakai peninggalan pemerintahan Hindia Belanda dan Jepang ditambah denga peralatan baru beserta penambahan bangunan lainnya.Dengan sarana dan fasilitas yang ada sekarang Depohar 10 tidak pernah absen dalan operasi udara dalam rangka pertahanan keamana maupun tugas- tugas di bidang social politik.Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas ini adalah atas dasar keuletan dan sikap mental yang dimiliki oleh seluruh warga Depohar 10 dalam mengembangkan tugasnya.Maksud dari penulisan sejarah ini adalah untuk memberikan gambaran tentang peranan Depohar 10 berikut pertumbuhan dan perkembangannya untuk diketahui oleh seluruh anggota terutama generasi muda yang kelak sebagai pelaku peningkatan kemampuan untuk dijadikan titik tolak mempersiapkan diri menerima tugas yang dibebankan oleh TNI Angkatan Udara khususnya dan TNI pada umumnya.

II.2 Sekilas Periode Waktu Sebelum Diserahkan Kepada AURIS

·         Periode Tahun 1926-1942 (”LUCHVAART AFDELING”)

Kesatuan didirikan oleh pemerintah penjajahan Hindia Belanda, kira-kira pada tahun 1926-1927 jadi sebelum perang dunia ke-II, tugas pokok dari kesatuan ini adalah melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang dari angkatan perang pemerintahan Hindia Belanda.Adapun pesawat terbang tersebut, adalah tipe “Gleen L. Martin”.Bewster Buffalo” dan Lockheed Loader Star”. Kesatuan ini diberi nama “Luchvaart Afdeling” dan disingkat dengan “LA.

·         Periode Tahun 1942/1945 (“Yosida Butai”)

Setelah pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang pada tahun 1942, maka kesatuan ini digunakan untuk melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang, beserta overhaul komponen milik angkatan perang kerajaan Jepang. Kesatuan ini diberi nama “Yosida Butai”. Adapun pesawat terbang yang dipelihara pada waktu itu adalah tipe “Bomber Nakayama”, “Mitzubisi”, “Nisikoren”, “Guntai”, “Hayakusa”,.dan “Cukiyu”. Kesatuan ini hanya melayani pesawat-pesawat terbang yang dipelihara pada waktu ini adalah tipe “Bomber Nakayama”, “Mitzubisi”, “Nisikoren”, “Guntai”, “Hayakusa”,.dan “Cukiyu”. Kesatuan ini hanya melayani pesawat-pesawat terbang yang beroperasi di front barat, yaitu Birma, Singapura, Cina Selatan, dan sekitarnya.

·         Periode Tahun 1945-1949 (“Eerst Vliegtuig Reparatie Basis”)

Pada waktu perjuangan fisik kesatuan ini dikuasai oleh tentara pendukung sekutu khususnya tentara Belanda. Oleh Belanda kesatuan ini dinamakan “Eerst Vliegtuig Reparatie Basis” yang disingkat IEVRB. Kesatuan ini melaksanakan perawatan tingkat berat pesawat terbang tipe : B-25 “Mitchell”, P-51 “Mustang”. A-169 ”Harvard”, L-4J ”Piper Cup”, C-47”Dacota” dan auster.

Tenaga-tenaga mekanik dari ”IEVRB” sebagian besar adalah anggota ”ML”. Anggota ”Yosida Butai” hampir semuanya keluar kota Bandung untuk ikut bergerilya dengan kesatuan lain. Beberapa tenaga ahli/inti melaksanakan tugasnya memperbaiki pesawat-pesawat terbang peninggalan tentara Jepang yang belum dikuasai oleh pihak Belanda seperti pangkalan udara Cibaureum Tasikmalaya, Maguo, Yogyakarta, Maospati, Madiun. Pesawat terbang yang berhasil dengan fasilitas, peralatan yang sangat terbatas dapat diterbangkan antara lain tipe : ”Nishikoren, Hayabusha, serta Cureng” yang pernah digunakan menyerang kedudukan tentara Belanda di Ambarawa dan Salatiga, Guntai yang dipakai untuk membom tentara Belanda di Semarang.

II.3 Pertumbuhan dan Perkembangan DEPO PEMELIHARAAN 10

·         Periode tahun 1949/1957 (Asisten I Direktur Perawatan Teknik I)

Setelah menyerah ke daulatan RI pada tanggal 27 Desember 1949, maka kesatuan ini diserahkan kepada AURIS dari ML, dengan tugas pokok melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang/ komponen milik AURIS. Sesuai dengan keputusan Menpangau Nomor 96/50/Pen/53 tanggal 31 Desember 1953  dan  terhitung  pada  tanggal 1 Januari 1950, dinamakan Asisten I Direktur Perawatan Teknik I, sebagai pejabat Komandan ditunjuk Letnan Udara I Nurtanio Pringgo Adi Suryo beliau menjabat sampai dengan pamgkat Mayor Udara dan diganti pada tanggal 1 Juni 1957 oleh Kapten Udara A. Patah yang menjabat sampai dengan 1 April 1958, Mayor Udara Nurtanio setelah tidak aktif di kesatuan ini mendirikan  ”Depot Pembuatan Penelitian dan Pengembangan” yang pada tahun 1960 dengan keputusan menpangau Nomor 480 Depot ini diresmikan menjadi lembaga yang diberi nama ”Lembaga Persiapan Industri Penerbangan” dan disingkat menjadi ”LAPIP”. Pangkat terakhir beliau adalah laksamana Muda Anumerta.Gugur pada bulan Maret 1966 bersama-sama komodor anumerta Supadio pada waktu bertugas melaksanakan pengujian terbang/tes Flight pesawat terbang bukan produksi LAPIP.

Personil Dari Asistend I Direktur Perawatan Teknik I, sebagian besar adalah bekas anggota Yosida Butai yang kembali dari daerah gerilya, lulusan sekolah teknik udara Maospati Madiun dan sebagian lagi bekas anggota ML/Belanda.




·         Periode tahun 1957-1962 (”Depo Perawatan Teknik Udara 1”)

Berdasarkan surat  keputusan menpagau nomer 73 tahun 1957 terhitung mulai tanggal 1 April 1957, kesatuan ini di ganti nama menjadi ” Depo Perawatan Teknik Udara 1 ”. Dan memiliki tugas memelihara :

a)      Pesawat Pembom tipe B -25 Michel dan B-26 Invander
b)      Pesawat baru taktis tipe P-51 Mustang
c)      Pesawt angkut tipe C-47 Dakota
d)     Pesawat SAR/Intai tipe PBY-5A, UF -1 Albatros, Helicopter dan Otter.

Penggantian pimpinan pada perode ini Kapten Udara A. Patah diganti oleh Kapten Udara Ir Suratman Darma Prawira. Kemudian pada tanggal 1 April 1958 Kapten Udara Ir Suratman  Darma Prawira, diganti oleh Mayor Udara GF Mambo.

·         Periode tahun 1962-1965 ( ” Depo Teknik 001”)

Pada tanggal 17 Juli 1962”  Depot Perawatan Teknik Udara 1 diganti dengan nama ” Depo Teknik 001”, sesuai dengan surat keputusan menpagau nomor 131 tahun 1962. Dalam periode ini terjadi penggantian pimpinan yaitu Mayor Udara GF Mambo diganti oleh  Mayor Udara Sumartoyo.

·         Periode tahun 1965-1966 ( ” Depo Teknik 011”)

Berdasarkan surat keputusan menpagau nomor 17 tahun 1965 Depo Teknik 001 menjadi Depo Teknik 011. Pengganti pimpinan dalam periode ini adalah Mayor Udara Sumartoyo diganti oleh Mayor Udara Ir .Sukendro Wardoyo dapa tanggal 1 April 1965.

·         Periode tahun 1966-1970 (”Wing Logistik 010”)

Pada tanggal 2 Mei 1966 dengan berdasarkan kepada keputusan menpagau nomor 45 tahun 1966 depo teknik 011” diganti namanya menjadi ” Wing Logistik 010”, perubahan nama ini diikuti juga dengan perubahan struktuk organisasinya, baik esselon staff maupun pelaksana . Esselon staff organisasi Wing Logistic 010 adalah :

a)      Skadron Teknik 011 merupakan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang.
b)      Skadron Teknik 012 pelaksanaa kegiatan untuk mendukung pemeliharaan pesawat terbang di Skadron Teknik  011 dan pemeliharaan komponen di Skadron Teknik 013.
c)      Skadron Teknik 013 merupakan pelaksana kegiatan pemeliharaan komponen pesawat terbang.
d)     Skadron Materil 014 sebelumnya merupakan kesatuan berdiri sendiri dengan nama Depo Materil 061, merupakan pelaksana kegiatan penerimaan , penyimpanan, pengeluaran materiil pesawat terbang.
e)      Gudang pemeliharaan pusat merupakan pelaksana pergudangan materiil pesawat terbang untuk mendukung pemeliharaan di skatek-skatek lingkungan Wing Logistik 010.

Penggantian pimpinan dalam periode ini adalah Mayor udara Ir. Sukendro Wardono diganti oleh Mayor Udara Djukahdi A. pada awal tahun1968.

·         Periode Tahun 1970-1978 (”Depo Logistik 010”)

Pada tanggal 1 juli 1970  sesuai dengan surat keputusan menpangau nomor 57 tahun 1970 ” Wing Logistik 010”, namanya diganti menjadi ”Depo Logistik 010”. Dengan adanya perubahan ini, Struktur organisasi juga mengalami perubahan, baik ditingkat markas maupun kesatuan pelaksananya. Pada periode ini peningkatan kemampuan Depo Logistik 010 adalah:

a)      Pada tahun 1972 kesatuan pemeliharaan 15, memiliki kemapuan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang C-130 Hercules.
b)      Pada tahun 1976 kesatuan pemeliharaan 16 memiliki kemampuan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang Helicopter jenis S-58T Twin Pack yang kemudian berkembang sehingga mampu memelihara pesawat jenis puma SA 330, Huges dan Solloy.

Struktur  organisasi Depo Logistic 010 garis besarnya adalah sebagai berikut :

        i.            Eselon Staff

a)      Staff Pembinaan di ganti menjadi Dinas Pembinaan.
b)      Inspeksi dari staff khusus ditingkat menjadi dinas pembinaan.
c)      Seksi materiil disingkat menjadi dinas pembekalan.
d)     Staff  khusus disederhanakan menjadi sekretariat umum dan detasement markas.

      ii.            Eselon Pelaksana

a)      Skadron Teknik diganti menjadi kesatuan pemeliharaan tingkat Sathar.
b)      Skadron Materiil diganti menjadi Kesatuan pembekalan disingkat Satkal.
c)      Gudang RPC ditingkatkan menjadi Seksi pusat proses perbaikan pesawat terbang, disingkat P3KP.
d)     Pemeriksaan bahan dan kalibrasi ditingkatkan menjadi seksi inspeksi materiil disingkat Siinsmat.

·         Peride tahun 1978-1985 ( ” Wing Matriil 10”)

Dengan keputusan Kasau nomor Kep/19/V/1978 terhitung mulai 23 Mei 1978 ” Depo Logistik 010”, diganti nama menjadi ” Wing Matriil 10”.

Peningkatan kemampuan pada periode ini adalah Bengkel Propeller, Instrument dan Hydraulic dapat melaksanakan overhaul komponen propeller, instrument dan hydraulic berbagai tipe pesawat terbang. Struktur organisasi sedikit mengalami perubahan yaitu :

a)      Staf khusus ditambah urusan pengadaan disingkat URADA dan Pemegang Kas disingkat Pekas.
b)      Kesatuan pemeliharaan di danti namanya menjadi Skadron Teknik Disingkat Skatek.
c)      Kesatuan pembekalan diganti namanya menjadi Skadron Materil di singkat Skamat.
d)     Staf Skadron Teknik ditambah urusan materil disingkat Urmat.
Penggantian pimpinan dalam periode ini adalah Kolonel TPT Sutjiptadi diganti oleh Letkol TPT Soemarmo pada tahun 1979. Selanjutnya Kolonel TPT Soemarmo diganti oleh Kolonel I.M Sugeng pada tgl 25 Mei 1984.

Tugas pokok dan fungsi Wing Materil 10 adalah menyelenggarakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang dan Overhaul komponen-komponennya, baik yang bersayap tetap (FixWing) maupun bersayap Putar (rotari Wing) guna mendukung operasi udara TNI Angkatan Udara, sedangkan fungsinya adalah sebagai berikut :

a)      Melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang bersayap tetap dan putar.
b)      Modifikasi dan perbaikan tingkat pesawat terbang.
c)      ”Major Overhaul”dan ”Repair” komponen pesawat terbang.
d)     Memberikan bantuan tenaga spesialis/ teknis untuk pemeliharaan pesawat terbang di luar wing materiil 10.
e)      Kalibrasi alat-alat ukur presisi yang digunakan dilingkungan TNI AU dan pemeriksaan spare part dengan sistem NDI.
f)       Menerima, menyimpan dan menyalurkan meteril pesawat terbang untuk menunjang kegiatan pemeliharaan pesawat terbang.

·         Periode Tahun 1985-1998 (“Depo Pemeliharaan Pesawat Terbang 10”)

Berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor : Skep/01/III/1985 terhitung tanggal 11 Maret 1985 “Wing Materiil 10” menjadi “ Depo Pemeliharaan Pesawat Terbang 10” disingkat “Depopesbang 10”. Struktur organisasi mengalami perubahan di antaranya :

a)      Komandan Skadron Teknik diganti menjadi Kepala Bengkel Pemeliharaan di singkat Kabenghar.
b)      Komandan Detasemen Markas diganti menjadi Kepala Tata Usaha dan Urusan Dalam disingkat Kataud.
c)      Gudang pemeliharaan pusat SITE 4 GPP 14 menjadi Titik Bekal disingkat TB berdasarkan Skep Dankoharmatau Nomor : Skep/11/VIII/1986 tanggal 6 Agustus 1986 sedangkan GPP1 dibawah pembekalan Materil Pusat.
d)     Pusat Proses Perbaikan Komponen Pesawat Terbang (P3KP) menjadi Pusat Proses Perbaikan (P3)
e)      Dinas Insfeksi menjadi Pengendalian Kualitas (Dalkual)
f)       Dinas Pembekalan (Diskal) ditiadakan dan dibentuk menjadi Seksi Administrasi Materiil (Siminmat).
g)      Bengkel Trasmisi Benghar 13 dipindahkan ke Benghar 16.
h)      Bengkel Radio dari Bengkel 13 diserahkan ke Bengkel 11.

Kegiatan pemeliharaan pesawat terbang tetap melanjutkan tugas pokok dan fungsi yang lama.Dengan adanya perubahan GPP 14 menjadi GPP I dibawah naungan Bekmatpus, maka tugas menerima dan menyimpan materil pesawat terbang tidak lagi dibawah Depopesbang 10.


·         Periode Tahun 1998 sampai Sekarang (”Depo Pemeliharaan 10”)

Berdasarkan surat keputusan Kasau Nomor : Kep/4/II/1998 tanggal 3 Februari 1998 tentang pokok-pokok organisasi dan prosedur kotama fungsional TNI Angkatan Udara dan menyangkut perubahan nama ”Depo Pemeliharaan Pesawat Terbang 10” menjadi ”Depo Pemeliharaan 10” dan disingkat ”Depohar 10”. Struktur organisasi mengalami sedikit perubahan diantaranya :

a)      Kepala bengkel Pemeliharaan di ganti menjadi Komandan Satuan Pemeliharaan disingkat Dansathar.
b)      Kepala Pengendalian Kualitas disingkat Kadis Dalkual.
c)      Seksi Diklat dihilangkan dan digabung ke Binpersman, kemudian Binpersman diganti menjadi Seksi Binpers disingkat Sibinpers membawahi Subsi Minpers dan Subsi Diklat.
d)     Komandan Skadron Teknik diganti menjadi Kepala Bengkel Pemeliharaan di singkat Kabenghar.
e)      Komandan Detasemen Markas diganti menjadi Kepala Tata Usaha dan Urusan Dalam disingkat Kataud.
f)       Gudang pemeliharaan pusat SITE 4 GPP 14 menjadi Titik Bekal disingkat TB berdasarkan Skep Dankoharmatau Nomor : Skep/11/VIII/1986 tanggal 6 Agustus 1986 sedangkan GPP1 dibawah pembekalan Materiil Pusat.
g)      Pusat Proses Perbaikan Komponen Pesawat Terbang (P3KP) menjadi Pusat Proses Perbaikan (P-3).
h)      Dinas Insfeksi menjadi Pengendalian Kualitas (Dalkual).
i)        Dinas Pembekalan (Diskal) ditiadakan dan dibentuk menjadi Seksi Administrasi Materiil (Siminmat).
j)        Bengkel Trasmisi Benghar 13 dipindahkan ke Benghar 16.
k)      Bengkel Radio dari Bengkel 13 diserahkan ke Bengkel 11.
l)        Kegiatan pemeliharaan pesawat terbang tetap melanjutkan tugas pokok dan fungsi yang lama.Dengan adanya perubahan GPP 14 menjadi GPP I dibawah naungan Bekmatpus, maka tugas menerima dan menyimpan materiil pesawat terbang tidak lagi dibawah Depopesbang 10.



BAB III
PEMBAHASAN KEGIATAN PRAKERIN

III.1  SATHAR 12 (Satuan Pemeliharaan 12)

III.1.1 Pengenalan Singkat

            Sathar 12 merupakan salah satu sathar yang di bawahi oleh DEPOHAR 10 yang didalamnya terdapat bengkel umtek, bengkel pelapisan, bengkel welding, bengkel airframe, dan bengkel kemudi pipa.

III.1.2 Teori

A.   Bengkel Air Frame Structure Repair

·         Alumunium

Jenis-jenis allumunium alloy yang biasa digunakan pada pesawat antara lain :
a)      T0 (lasbar)= alumunium murni
Sifat dari alumunium murni
      -Sifat mampu bentuk yang baik.
-Tahan korosi yang cukup baik.
-Konduktivitas listrik yang cukup baik.
      -Permukaannya memiliki sifat pemantulan cahaya yang baik.
      -Kelemahan alluminium murni adalah kekuatannya yang rendah.
b)      T3 biasa digunakan pada bagian skin pesawat.
c)      T6 strukturnya lebih keras daripada T3 biasa di gunakan pada bagian yang memiliki beban yang lebih berat.
“Setiap komponen memiliki part number (PN)”
Untuk alumunium T3 = PN 2024
Untuk alumunium T6 = PN 7075
           







Allumunium alloy memiliki ketebalan yang berbeda diantaranya :

PN 2024-T3
PN 7075-T6
016
016
020
020
025
025
032
032
050
050
063
063
070
070
071
071
090
090
125
125
250
250

·         Rivets (Paku Keling)

Menurut bentuk kepala Rivets terbagi menjadi 3 type :
1.      Universal head (Protuding)
2.      Counter shunk head
3.      Style of head

Rivet memiliki beberapa ukuran yaitu :
-1/2            -5/32        -3/32
-1/8            -3/16

Jenis-jenis rivet menurut bahan materialnya :
Material Code
Head Marking
Part Number
Material
A
Plain
1100
Alumunium
AD
Dimpled
2117
Tembaga
DD
Two Raised Dashes
2024
Tembaga
B
Raised Class
5056
Magnesium
M
Two Dots
-
Stainless steel

·         Clecos

Alat untuk menjepit memegang 2 benda secara bersamaan.
Clecos mempunyai ukuran masing-masing :

Warna
Ukuran
Perak (zinc)
3/32 “
Tembaga
1/8”
Hitam
5/32”
Emas (kuningan)
3/16”

·         Rivet Set

Fungsinya untuk memukul kepala rivet itu sendiri.

Type dari rivet set :
a.       Straight set
b.      Cut-away set
c.       Off-set
d.      Gooseneck
e.       Flush-set
`

·          Composite

Composite adalah bahan yang terbuat dari bahan konstituen dengan berbeda secara signifikan fisik atau sifat kimia, yang jika dikombinasikan menghasilkan material denga karakteristik yang berbeda dari masing-masing komponen. Composite dibentuk oleh bahan-bahan yang digabungkan bersama untuk membentuk suatu struktur keseluruhan yang lebih baik dari masing-masing komponen. Composite tebagi menjadi dua yaitu :

1.      Plexy glass (Transparent Plastic)

Plexy glass atau transparent plastic biasa digunakan pada jendela pesawat terbang, canopies, nosepieces, dan gun turrets. Flexy glass dapat dikelompokkan menjadi dua karakteristik yaitu :

§  Thermoplastic

Thermoplastic adalah material yang lunak bila dipanaskan dan akan mengeras bila didinginkan. Material ini dapat dipanaskan sampai lunak sehingga dapat dibentuk sesuai yang diinginkan. Thermoplastic dapat dipanaskan kembali dan dibentuk lagi sampai beberapa kali tanpa merubah komposisi kimia dari benda itu sendiri.

§  Thermosetting

Thermosetting adalah material sekali bentuk. Artinya bila meterial ini sudah dibentuk tidak bisa dirubah kembali karena susunan kimianya berbeda dengan thermoplastic.

Kedua jenis plexy glass tersebut diatas biasanya digunakan didalam monolithic atau laminated form. Laminated flexyglass adalah plexy glass yang berbentuk lembaran.



2.      Fiberglass (Glass Reinforced Plastic)

Fiber glass adalah serat polimer yang terbuat dari plastic matrix yang diperkuat oleh serat kaca. Fiberglass memiliki sifat sangat kuat dan ringan tapi kurang kaku. Pada dunia penerbangan fiberglass biasa digunakan untuk menambal skin pesawat yang mimiliki retak, dengan menempelkan fiberglass pada skin yang retak lalu mengolesi fiberglass tsb dengan campuran cairan kimia yaitu catalish dan resin. Fiberglass memiliki dua jenis yaitu :

a)      Fiber matt

b)      Fiber cloth

B.   Bengkel Kemudi Pipa

·         Kabel Kemudi (Control Column Cable)

Fungsinya sebagai kabel yang menghubungkan stir/pedal dengan flight control yang ada di pesawat. Part Number  : MIL-C 18375


·         Pipa (tube)

Berdasarkan jenis bahannya dan sifatnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
Alumunium
(PN : revere 5052-wwt-787)
Stainless Steel
(PN : Mil. T-8504-8)
Masa pakai sebentar
Masa pakai lebih lama
Mudah dibentuk
Sulit dibentuk
Cepat rusak apabila tidak hati-hati dalam pembentukan
Tahan karat/korosi

            Ada dua jenis coupling pada pipa yaitu nut dan sleeve. Coupling adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros bersama-sama di ujungnya untuk tujuan transmisi daya.
Part Number untuk coupling pipa alumunium yaitu :
-          AN 818 (nut)
-          AN 819 (sleeve)
Berdasarkan jenis ujung pipa dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
-          Flared tube
-          Standard tube

            Alat-alat yang digunakan dalam subspesialisasi pipa yaitu :

-          Tube bender / bending machine. Alat yang digunakan untuk membengkokkan pipa.
-          Tube flaring / flaring machine. Alat yang digunakan untuk membentuk ujung pipa menjadi flared/pipih.

·         Selang (hose)

Hose adalah Tabung flexibel yang dirancang untuk membawa cairan fluida dari satu lokasi ke lokasi lain. Contohnya fuel, hydrolic, oil, pneudrolic dan cairan fluida yang lain.

Penggunaan flexybel hose/selang di bagi 3 yaitu :
-          Low pressure (PN : Mil-H-8788)
-          Medium pressure (PN : Mil-H-8794)
-          High pressure (PN : AEROQUIP 601)

C.   Bengkel Welding/Las

Las adalah proses penyambungan material seperti besi atau baja dengan cara membakar. Ada beberapa las di sathar 12 yaitu :
-          Las Listrik.
-          Las Karbit.
-          Las Argon.
-          Las Titik/Fean.



III.2  SATHAR 13 (Satuan Pemeliharaan 13)

III.2.1 Pengenalan Singkat

            Sathar 13 merupakan salah satu sathar yang di bawahi oleh DEPOHAR 10 yang didalamnya terdapat bengkel pmel, bengkel instrument, bengkel pneudrolic, bengkel propeller, bengkel motor, bengkel listrik, dan bengkel NDI (Non Distraction Inspection).

III.2.2 Teori

A.   Bengkel Instrument

Instrument adalah salah satu komponen pesawat terbang yang sangat penting dalam proses penerbangan. Instrument harus bisa mendeteksi secara teliti dan tepat sesuai dengan fungsi masing-masing untuk keperluan pilot dalam penerbangan. Menurut prinsip kerjanya instrument di bagi menjadi tiga yaitu Air Data, Indicated dan Gyro.

i.        Air Data adalah suatu komponen yang cara kerjanya menggunakan tekanan udara.
ii.      Indicated adalah suatu alat yang digunakan untuk melihat/mewakili hitungan sebuah putaran, temperature, keccepatan dan sebagainya. Indicated bekerja pada system syncro, electric, moving coil, dan combinasi.
iii.    Gyro adalah suatu benda atau rotor yang berputar dengan kecepaan tinggi dalam ruang bebas pada alat putarnya, pada pesawat gyro berfungsi untuk mengetahui sikap pesawat terhadap bumi dan magnet yang bekerja berdasarkan keseimbangan dan gaya ganggu. Bagian dari gyro yaitu : rotor, gimbal, spin axis, evertor devices, dan yoke.

Klasifikasi Instrument yaitu :

i.        Flight Instrument

Instrument ini bekerja atas dasar data-data udara dan gyroscope yang berguna untuk mendeteksi sikap dan keadaan pesawat saat di udara. Contoh-contoh komponen yang termasuk pada flight instrument yaitu :
-          Air Speed Indicator fungsinya untuk mengetahui kecepatan pesawat relative terhadap tekanan udara di sekelilingnya. Prinsip kerja dari ASI yaitu ASI memiliki bagian utama yaitu sebuah diafragma dari logam yang flexybel. Diafragma ini dihubungkan langsung ke pitot tube. Bila pesawat melaju maka tekanan dinamis masuk melalui pitot tube dan menekan diafragma sehingga diafrgma tersebut mengembang. Diafragma akan mengembang dan mengempis sesuai dengan besar kecilnya tekanan dinamis yang masuk melalui pitot. Gerakan mengembang dan mengempis diafragma akan diteruskan melalui sebuah tuas yang akan memutarkan rocking shaft, dengan memutar rocking shaft maka tuas lain akan menggerakkan sector yang bergigi lalu ini akan memutarkan hand shaft dimana terpasang pointer. Tekanan yang masuk dekat dengan diafragma, disamping dinamis juga tekanan statis, kedua tekanan ini dinamakan tekanan pitot. Tekanan statis ini tidak tergantung pada kecepatan jadi diafragma harus bebas dari pengaruh tekanan ini. Untuk menghilangkan pengaruh ini diafragma di tempatkan dalam rumah instrument yang kedap udara dan dihubungkan dengan atmosfir melalui lubang static.
-          Altimeter fungsinya untuk mengukur ketinggian pesawat dari sea level. Prinsip kerja dari altimeter sebagai berikut : udara lebih padat di permukaan bumi dari pada di atasnya, apabila ketinggiannya bertambah maka tekanan udara berkurang. Tekanan yang berbeda pada tinggi yang berlainan ini dipakai altimeter untuk menunjukkan perubahan ketinggian. Jadi secara sederhana altimeter sesungguhnya adalah barometer logam yang pembacaannya tidak dalam satuan tekanan melainkan dalam satuan feet.
-          Vertical Speed Indicator fungsinya untuk mengetahui kecepatan pesawat pada saat climb dan descent, menanjak atau menukik.
-          Attitude Indicator fungsinya untuk mengetahui posisi pesawat pada saat berada di udara.
-          Turn and Bank Indicator fungsinya adalah untuk mengetahui posisi belok dari pesawat.
-          Fuel Flow Indicator fungsinya adalah untuk mengetahui aliran bahan bakar.

ii.      Engine Instrument

Engine instrument adalah suatu instrument yang berfungsi untuk mengetahui suhu/temperature, putaran per menit pada engine. Contoh-contoh komponen yang termasuk pada engine instrument yaitu :
-          RPM Indicator fungsinya untuk mengetahui berapa persen putaran masing-masing engine.
-          Turbine Inlet Temperature.
-          Oil Pressure Indicator.



iii.    Navigasi Instrument

Navigasi instrument adalah suatu instrument yang memberi informasi kepada pilot untuk dapat membantu pengendalian/membimbing suatu pesawat sepanjang course secara akurat. Contoh komponen yang termasuk pada navigasi instrument yaitu :
-          Compass Indicator fungsinya untuk menunjukkan arah terbang dari pesawat terhadap kutub magnet bumi.

iv.    Auxiliary/miscellaneous instrument.

Miscellaneous Instrument adalah suatu instrument pendukung pesawat pada saat penerbangan. Contoh komponen yang termasuk dalam instrument ini yaitu :
-          Clock (jam)


B.   Bengkel Pneudraulic
Bengkel pneudraulic yaitu bengkel yang menangani repair tingkat berat pesawat pada semua komponen yang menggunakan tenaga pneumatic dan hydraulic seperti brake system, landing gear, door, flight control, nose steering dan lain-lain.

Hydraulic memiliki beberapa system yaitu :

1.      Utility system

Utility system berfungsi sebagai penggerak landing gear, flap, normal brake, dan nose steering.

2.      Booster system

Booster system berfungsi sebagai penggerak flight control yang diantaranya yaitu aileron, rudder, elevator.

3.      Auxiliary system

Auxiliary system berfungsi sebagai penggerak cargo door, emergency brake, emergency nose landing gear extend, dan menggunakan tuga utility system pada waktu on ground dengan cara menurunkan check outr valve.

Sumber Pneumatic

-            GTC (ground turbine compressor)External garret digunakan untuk emergency dan ground.
-          Engine compressor
-          AC pack (air conditioning)


III.3 SATHAR 15 (Satuan Pemeliharaan 13)

III.3.1 Pengenalan Singkat

Satuan pemeliharaan 15 merupakan salah satu sathar yang dibawahi oleh DEPOHAR 10. Khusus didalam Sathar ini hanya melakukan overhoul, repair dan banharlap (bantuan pemeliharaan lapangan) untuk pesawat C 130 Hercules type H dan C 130 hercules type B.

III.3.2 Teori

Perkenalan pesawat terbang

Identifikasi pesawat :

A.   Tipe-tipe pesawat terbang

1.      Tipe fixed wing

Pesawat ini mempunyai sayap yang dilekatkan secara tetap pada badan pesawat. Pada pesawat bermesin ganda maka sayap merupakan tempat menempelnya mesin penggerak. Syap jga merupakan tempat bahan bakar. Kebanyakan peswat tipe fixed wing dapat mengangkut bahan bakar ataupun  muatan yg lebih besar dari pada tipe rotary wing.


2.      Tipe rotary wing

Pesawat tipe ini biasa disebut helikopter. Sayap pesawat tipe ini dilekatkan pada suatu rotor dan berputar di atas pesawat “blade” pesawat tipe rotary wing mengangkut muatan yg lebih kecil dibandingkan dengan tipe fixed wing. Keistimewaan pesawat tipe rotary wing adalah bahwa dapat lepas landas maupun mendarat secara vertical dalam suatu lahan yg kecil, sedangkan pesawat tipe fixed wing kebanyakan memerlukan suatu landasan atau runaway.

B.   Mesin penggerak

Telah kita pelajari bahwa daya gerak biasanya didapat dari tenaga yg dihasilkan oleh gerakkan poros engkol atau poros yang berputar. Kedua tipe pesawat baik tipe fixed wing maupun tipe rotary wing dapat mempergunakan daya gerak baik dari gerakkan poros engkol ataupun dari gerakan poros putar.

1.      Mesin torak

Motor-motor torak biasanya menggunakan piston. Tipe ini adalah tipe motor pesawat yang paling tua dan tidak banyak mengalami perubahan-perubahan. Piston motor ini dihubungkan dengan propeller melalui poros  engkol, yang menghasilkan daya dorong kedepan (disebut thrust). Mesin torak tidaklah seeffisien mesin-mesin yang lain. Biasanya digunakan pada pesawat-pesawat latih seperti Charlie, bravo, dll.

2.      Mesin Turbojet

Mesin turbojet menggunakan exhaust gas sebagai daya dorong. Mesin* ini menggunakan prinsip aksi-reaksi. Nama mesin turbojet ini di ambil dari adanya turbine di dalamnya. Mesin jet digunakan pada pesawat F-5E dan A-4D.

2.      Mesin Turboprop
Mesin turboprop menggunakan turbine untuk menggerakan propeller. Sebegai thrust dan daya dorong exhaust gas. Dengan menggunakan mesin turboprop pesawat dapat terbang pada ketinggian rendah dan bisa mendarat pada short runaway.

C.   Kode-kode Identifikasi Pesawat.

Setiap pesawat mempunyai tugas yang khas, dengan membaca kodenya kita dapat membedakan tugas dari pesawat tersebut. TNI-AU telah membeli pesawat dari berbagai Negara dan setiap Negara mempunyai kode identifikasi tersendiri. Dalam pelajaran ini kita pelajari kode pesawat yang dibeli dari amerika serikat :

·         Basic mission (tugas dasar)

Tugas dasar ditulis dengan kode huruf sebagai suatu singkatan. Sebagai contoh beberapa kode tugas pokok yg berikut :
A - Attack

Didalam pertempuran pesawat ini digunakan untuk menyerang posisi lawan ditanah pada jarak dekat dari  udara.

B - Bomber

Pesawat bertugas mendrop bahan peledak untuk mrnghancurkan posisi lawan dari ketinggian sedang sampai tinggi.

C - Cargo

Pesawat ini dirancang untuk pesawat  pengangkut baik barang-barang maupun  penumpang. Kadang-kadang disebut juga pesawat transport. Sebagai contoh C-130 adalah pesawat angkut.

F - Fighter

Pesawat pemburu merupakan pesawat tempur yang menyerang pesawat lawan di udara atau juga menyerang posisi lawan di darat.

O – Observation

Pesawat  pengintai, bertugas untuk mengintai kegiatan lawan dengan terbang melintasi daerah lawan.

T - Trainer

Pesawat latih yaitu bertugas untuk melatih belajar terbang.

U - Utility

Pesawat serba guna digunakan untuk mengangkut sekelompok penumpang.

H - Helicopter

Pesawat helicopter menggunakan rotary wing yang mampu tinggal landas dan mendarat secara vertical.

D.   Gaya-gaya Pada Pesawat Terbang

Prinsip dasar dari cara pesawat terbang untuk mengudara sama untuk semua pesawat, baik pesawat capung maupun pesawat super jumbo seperti Airbus A380.Yang mempengaruhi pesawat unuk terbang adalah gaya-gaya aerodinamis yang mengenainya yaitu, gaya angkat (lift), gaya hambat (drag), gaya berat (gravitasi), dan gaya dorong (trust).

E.    Sumbu-sumbu Pada Pesawat Terbang

Suatu sumbu adalah seolah-olah garis semu yang melintas pesawat. Suatu pesawat mempunyai 3 sumbu. Bilamana sebuah pesawat akan merubah arah maka pesawat bergerak sepanjang satu atau lebih sumbu ini.


1.      Longitudinal axis (sumbu longitudinal)

Sumbu longitudinal adalah garis sumbu sepanjang pesawat dari hidung ke ekor melalui center of grafity. Pergerakan sepenjang sumbu ini disebut roll (berguling).


2.      Lateral Axis (sumbu lateral)

Lateral axis adalah garis sumbu yg berjalan dari ujung sayap yg satu sampai ke ujung sayap yg lain. Pergerakan sepanjang sumbu ini di sebut “pitch”.

3.    Vertical Axis (sumbu vertical)

Vertical axis adalah garis sumbu yang berjalan dari puncak samapai dasar pesawat melalui center of gravity. Gerakan sepanjang sumbu ini disebut “yaw”

F.      Bidang  Kemudi

Penerbangan harus mampu mengemudikan pesawat dengan melakukan gerakan sepanjang sumbu-sumbu longitudinal,lateral, dan vertical. Dia mengemudikan gerakan-gerakan tersebut dengan mempergunakan bidang-bidang kemudi. Beberapa bidang kemudi dihubungkan dengan stick yang berada dalam ruangan bidang kemudi pesawat. Dengan jalan menggerakan stick maka penerbangan dapat menggerakan bidang-bidang kemudi. Bidang kemudi yang lain dikendalikan melalui pedal. Ada 2 macam bidang kemudi yaitu : bidang kemudi utama dan bidang kemudi bantu.

i.          Bidang kemudi utama (primary flight control surfaces)

·         Aileron.

Ada 2 buah aileron yg masing-masing  menempel pada sayap sebelah ujung. Aileron merupakan kendali pergerakan sepanjang sumbu longitudinal yaitu bgerakan berguling (roll). Dengan menggerakan stick maka aileron yang satu bergerak ke bawah sedangkan aileron yang lain bergerak ke atas. Bila stick digerakan ke kanan, maka aileron ke kiri akan bergerak kebawah sedangkan aileron kanan bergerak ke atas. Dengan demikian pesawat berguling ke kiri.



·         Elevator.

Terletak pada ujung bagian belakang dari masing-masing horizontal stabilizer. Horizontal stabilizer merupakan sayap kecil pada bagian dari ekor pesawat. Elevator merupakan kendali gerakan sepanjang sumbu lateral yaitu gerakan pitch.

·         Rudder.

Terletak pada trailing edge dari vertical stabilizer. Vertical stabilizer adalah bagian dari ekor yang berdiri tegak lurus terhadap pesawat. Rudder merupakan kendali gerakan sepanjang sumbu vertical yaitu gerakan yaw.

ii.        Bidang kemudi bantu (secondary flight control surfaces)

Pada pesawat yang sudah modern maka disamping bidang kemudi utama di tambahkan pula beberapa bidang kemudi bantu. Bidang kemudi bantu antara lain adalah tabs, spoiler, speed brakes dan wing flaps. Bidang-bidang ini memebantu bidang kemudi utama.

·         Tabs

Dilekatkan pada trailing edges dari rudder, elevator dan aileron. Gunanya untuk memebantu bidang kemudi utama.

·         Spoilers

Gunanaya untuk menambah gaya hambatan danmengurangi gaya angkat. Spoilers membantu pada saat pendaratan atau saat pesawat membelok dalam penerbangan.

·         Speed brakes.

Hampir sama sengan spoilers yaitu berfungsi untuk menambah daya hambatan (drag) pada saat diperlukan agar pesawat dapat berkurang kecepatannya. Dilekatkan pada dasar sayap atau bagian ekor dari pesawat.

·         Wing flaps.

Gunanya untuk menambah daya angkat (lift) pada saaat di perlukan yaitu waktu tinggal landas dan waktu mendarat. Ada 4 tipe flaps : plain flap, leading edge flap, split flap, fowler flap.
RUDDER

II.5 FLIGHT CONTROL (BIDANG KEMUDI)
Elevator
Aileron
 










Control ini

Flight control Terdiri dari:
1.Aileron (kemudi rolling)
2.Elevator (kemudi naek turun)
3.Rudder (kemudi arah/belok)

1.Aileron
Aileron terdapat di bagian ujung wing,dan aileron ini di gerakan oleh stick dua arah yaitu:kiri dan kanan (dierectional),aileron bergerak tidak bekerja secara bersamaan melainkan lain arah.
Contoh:aileron kiri ke atas dan kana ke bawah.

2.ELEVATAOR
Elevator ini terdiri dari sepasang(kiri dan kanan) yg dipasangkan dipada trailing edge dari tail plane (horizontal stab)
Gerakan elevator ini antar lain kiri dan kanan  selalu bersama sama,misalnya sebelah kiri up,sbelah kanan juga up,begitu pula sebaliknya .­­­­gerak elevator ini berguna untuk menggerakan pesawat ke arah climbing /nose up dan decent (nose down)
3.RUDDER
Rudder hanya terdiri dari 1 saja yg dipasangkan di tail section (dari vertical stab)
Gerakkan dari rudder ini bersumber dari maju mundurnya pedal di cockpit
Rudder ini berfungsi untuk membelokkan arah pesawat kea rah kiri dan kanan
II.6 C 130 HERCULES DOOR
1.      crew door
2.      cargo ramp door
3.      up cargo door
4.      emergency exit door
5.      paratroop door ( untuk terjun)



                                           II.7 C 130 HERCULES ENGINE
COMPONENT:
1.prop
2.gear box
3.shaft
4.compressor
5.combustion chamber
6.turbine
7.exhaust
                                           II.8 C 130 HERCULES ANTI ICING
LOKASI ANTI ICING:
1.leading edge
2.radome
3.wind shield
4.propeler
5.inlet duct
                                           II.9  ELECTRO PLANTING WORK SHOP
*lapisan cadmium
1.      cadmium oksid
2.      Natrium
3.      Sadium hidroksida
4.      Aqua diameneral                                                                                                        
* Pewarna
1.      Natrium bikromat
2.      Nitrit acid
3.      Asam sulfat
4.      Aqua dimeneral
*Anodize
1.      Kromik acid
2.      Asam sulfat
*urutan kerja cadmium
1.      Benda kerja mdi
2.      Dibawa pelapis
Ø  Masukin ke HCL
Ø  Angkat benda kerja
Ø  Cuci dan sikat dengan sabun
Ø  Di bilas dengan air bersih
Ø  Masuk ke proses cadmium
Ø  Sikat
Ø  Bilas dengan air bersih
Ø  Masuk ke proses cadmium kurang lebih 5 detik
Ø  Bilas dengan air bersih
Ø  Pewarnaan                                                                                                                                                                       



PROSES ANODIZE BLADE PROP
* Benda kerja
*bilas denga air bersih
*neutralizer
*bilas dengan air bersih
*anodize
*bilas dengan air bersih
*hot sealing

III.10 PROSES PAINTING
*Cat yang bercampur dengan hardner
*selang
*gun spray
*amplas
Cara painting:
·         Painting terlebih dahulu
·         Tuangkan cat yang sudah di campur dengan hardner ke gun spray
·         Cat bagian yang ingin di painting






 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Eba Gazalba Trik And Movie - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger