BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Latar belakang dalam penulisan laporan ini adalah sebagai
tindak lanjut nyata atas praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan oleh
penyusun di DEPOHAR 10 khususnya di Sathar 12, Sathar 13, dan Sathar 15.
Laporan ini berisi catatan penting praktek apa saja yang telah dilaksanakan di DEPOHAR 10 antara
lain : pemeriksaan (inspeksi), perbaikan (repair), perawatan (maintenance).
Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di latar belakangi oleh beberapa
ketentuan-ketentuan yaitu :
1.
Menerapkan
teori yang telah didapat.
2.
Menghubungkan
teori yang tlah diperoleh di sekolah denga hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL).
3.
Mempelajari
situasi kerja sesuai dengan ilmu yang didapat.
4.
Membuat
analisa dan pengamatan terhadap hubungan antara teori dan kenyataan.
5.
Merupakan
salah satu syarat untuk dapat mengikuti UAS dan UN
I.2 Tujuan
Pelaksanaan
Praktek Kerja
Lapangan
Tujuan
dilaksanakannya PKL adalah :
1. Memberikan pengalaman bekerja pada
taruna/i sebelum mereka benar-benar
terjun dalam dunia kerja yang nyata.
2. Mengetaui sejauh mana ilmu yang di dapat
di sekolah penerbangan yang dapat diimplementasikan
dalam kehidupan.
3. meningkatkan
kemampuan dan keterapilan taruna/i dalam memecahkan masalah.
4. Menambah ilmu yang belum didapat di sekolah atau dapat
juga memperdalam ilmu pengetahuan yang sudah didapat.
5. Memberikan taruna/i gambaran pekerjaan yang bisa dipilih
dan berhubungan dengan jurusan/program keahliannya.
I.3 Maksud dan Tujuan
Pembuatan Laporan
Maksud dan tujuan pembuatan laporan ini adalah sebagai
catatan hasil kegiatan yang telah dilaksnakan selama praktek, dimana setiap
kerja praktek dicatat dan dirangkum dengan seksama agar mendapatkan hasil yang
maksimal.
Pembuatan laporan yang merupakan karya tulis adalah
kewajiban bagi setiap taruna/i SMK Nusa Dirgantara LOTENG yang telah
menyelesaikan PKL. Pembuatan laporan ini bertujuan :
a)
Taruna/i
mampu memahami, memantapkan, dan mengembangkan pelajaran yang didapat di
sekolah dan menerapkan.a di dunia kerja.
b) Taruna/i mampu mencari alternatif pemecahan masalah
kejuruan secara lebih luas dan mendalam yang terungkap dari buku laporan yang
dibuat.
c) Taruna/i mampu memahami cara-cara pembuatan laporan
Praktek Kerja Lapangan.
d) Taruna/i mampu mencurahkan dan menuangkan pikiran serta
segenap kemampuan kedalam tulisan
e) Taruna/i dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar
sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
f) Mengumpulkan data guna kepentingan sekolah dan dirinya
sendiri
g) Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti UAS dan UN
I.4 Metodologi
Dalam pembuatan laporan ini penulis menggunakan beberapa
metode pengumpulan data untuk
menyelesaikan laporan yaitu antara lain :
a)
Penelitian
Lapangan
Merupakan suatu metode pengumpulan data yang diperoleh
dari lapangan, antara lain :
·
Observasi
lapangan
·
Tanya
jawab dengan instruktur yang ada
b)
Penelitian
Perpustakaan
Merupakan suatu metode pengumpulan data dari studi ke perpustakaan sebagai
pedoman dalam penulisan laporan sesuai dengan bidang yang di ambil.
1.5 Sistematika
Penulisan
Dalam
laporan praktek ini penulis menyajikan laporan penulisan berdasarkan
sistematika sebagai berikut :
·
BAB
I Pendahuluan
Penulis menguraikan latar belakang prakerin, tujuan pelaksanaan praktek,
maksud dan tujuan pembuatan laporan metodologi, dan pengumpulan data dari
sistematika penulisan.
·
BAB
II Sejarah Singkat DEPOHAR 10
Penulis merangkum sejarah singkat DEPOHAR 10 dan perkembangannya. Sejak pemerintahan
Belanda sampai sekarang.
·
BAB
III Pembahasan Kegiatan Praktek
Penulis menjelaskan kegiatan belajar selama berada di DEPOHAR 10, yang
tepat di Sathar 12, Sathar 13, dan Sathar 15. Pelaksanaan kegiatan diawali
dengan pengenalan lingkungan DEPOHAR 10 selama satu hari, guna mengetahui
peraturan yang ada di DEPOHAR 10. Kemudian menguraikan satu persatu alat-alat
dan komponen-komponen yang ada pada setiap Sathar.
·
BAB
IV Hambatan-Hambatan
Penulis mengungkapkan apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi para
taruna/i dalam melaksanakan kegiatan prakerin selama berada di DEPOHAR 10.
·
BAB
V Penutup
Penulis menguraikan tentang kesimpulan akhir dari seluruh pelaksanaan
kegiatan prakerin, selain itu penulis juga memberikan saran, baik untuk SMK
Nusa Dirgantara LOTENG maupun di DEPOHAR 10 yang menyangkut hasil dari kegiatan
prakerin. Penulis juga memberikan sebuah kata penutup sebagai kata uraian
laporan prakerin.
BAB II
SEJARAH SINGKAT DEPO
PEMELIHARAAN 10
II.1
Pendahuluan
TNI ANGKATAN UDARA adalah bagian
intregral dari TNI, merupakan inti
Mean
mantra dirgantara nasional dalam rangka menyelenggarakan pertahanan Nasianal di
udara. Peran ini mengharuskan TNI Angkatan Udara untuk dapat TNI Angkatan Udara
adalah bagian integral dari TNI, merupakan inti kekuatan matra dirgantara
nasional dalam rangka membentuk dan membina matra udara yang tangguh secara
berkecepatan, daya capai, daya tembus, daya tempur dan kekenyalan. Dalam
mewujudkan/mengoperasikan kekuatan yang sedemikian itu antara lain diperlukan
kesiapan pesawat terbang dengan daya guna yang optimal setiap waktu. Dalam hal
ini mutlak diperlukan kemampuan dukungan logistik yang tangguh, termasuk
dukungan pemeliharaan baik ditingkat ringan sedang maupun berat.
KOHARMATAU merupakan Komando Utama TNI Angkatan Udara yang
bertugas pokok menyelenggarakan pemeliharaan pesawat terbang TNI Angkatan
Udara. Salah satu unsur KOHARMATAU yang melaksanakan pemeliharaan
tingkat berat pesawat terbang bersayap tetap dan bersayap putar, pemeliharaan
komponen, kalibrasi alat ukur presisi, pemeriksaan Non Destructive Inspection
(NDI), dan produksi materiil. Dalam pelaksanaan tugas pokok Depohar 10
membawahi 5 Satuan Pemeliharaan (Sathar) yang meliputi Sathar 11, Sathar 12,
Sathar 13, Sathar14,
Sathar 15,
dan Sathar 16. Disamping
tugas pokok tersebut, Depohar 10 menyelenggarakan fungsi-fungsi kegiatan
sebagai berikut :
a)
Melaksanakan
pemeliharaan tingkat berat pesawat angkut ,latih dan helicopter waktu.
b) Melaksanakan pemeliharaan komponen
pesawat terbang dan kegiatan fabrikasi untuk mendukung kesiapan pesawat di
lanud-lanud maupun pesawat dalam pemeliharaannya.
c) Menyelenggarakan bantuan pemeliharan
lapangan terhadap pesawat TNI Angkatan Udara untuk mendukung kesiapan operasi
di Skadron-Skadron dalam jajaran Kopsau I,
Kopsau II dan Kodikau.
d) Melaksanakan
pemeliharaan tingkat ringan maupun sedang terhadap peralatan-peralatan dan
fasilitas pemeliharaan sesuai fungsi.
e) Melaksanakan
kalibrasi terhadap peralatan standart untuk mendukung penyelenggaraan
pemeliharaan pesawat terbang, yang terdapat di Satker-satker, Lanud-lanud dalam
jajaran TNI Angkatan Udara.
Fasilitas dan sarana produksi/peralatan
kerja meliputi bangunan, hanggar, bengkel dan gudang serta peralatan permesinan
sebagian masih memakai peninggalan pemerintahan Hindia Belanda dan Jepang
ditambah denga peralatan baru beserta penambahan bangunan lainnya.Dengan sarana
dan fasilitas yang ada sekarang Depohar 10 tidak pernah absen dalan operasi
udara dalam rangka pertahanan keamana maupun tugas- tugas di bidang social politik.Keberhasilan dalam pelaksanaan
tugas ini adalah atas dasar keuletan dan sikap mental yang dimiliki oleh
seluruh warga Depohar 10 dalam mengembangkan tugasnya.Maksud dari penulisan
sejarah ini adalah untuk memberikan gambaran tentang peranan Depohar 10 berikut
pertumbuhan dan perkembangannya untuk diketahui oleh seluruh anggota terutama
generasi muda yang kelak sebagai pelaku peningkatan kemampuan untuk dijadikan
titik tolak mempersiapkan diri menerima tugas yang dibebankan oleh TNI Angkatan
Udara khususnya dan TNI pada umumnya.
II.2 Sekilas
Periode Waktu Sebelum Diserahkan Kepada AURIS
·
Periode
Tahun 1926-1942 (”LUCHVAART AFDELING”)
Kesatuan didirikan oleh pemerintah
penjajahan Hindia Belanda, kira-kira pada tahun 1926-1927 jadi sebelum perang
dunia ke-II, tugas pokok dari kesatuan ini adalah melaksanakan pemeliharaan
tingkat berat pesawat terbang dari angkatan perang pemerintahan Hindia
Belanda.Adapun pesawat terbang tersebut, adalah tipe “Gleen L. Martin”.Bewster
Buffalo” dan Lockheed Loader Star”. Kesatuan ini diberi nama “Luchvaart
Afdeling” dan disingkat dengan “LA.”
·
Periode
Tahun 1942/1945 (“Yosida Butai”)
Setelah pemerintah Hindia Belanda
menyerah kepada Jepang pada tahun 1942, maka kesatuan ini digunakan untuk
melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang, beserta overhaul
komponen milik angkatan perang kerajaan Jepang. Kesatuan ini diberi nama
“Yosida Butai”. Adapun pesawat terbang yang dipelihara pada waktu itu adalah
tipe “Bomber Nakayama”, “Mitzubisi”, “Nisikoren”, “Guntai”, “Hayakusa”,.dan
“Cukiyu”. Kesatuan ini hanya melayani pesawat-pesawat terbang yang dipelihara
pada waktu ini adalah tipe “Bomber Nakayama”, “Mitzubisi”, “Nisikoren”,
“Guntai”, “Hayakusa”,.dan “Cukiyu”. Kesatuan ini hanya melayani pesawat-pesawat
terbang yang beroperasi di front barat, yaitu Birma, Singapura, Cina Selatan,
dan sekitarnya.
·
Periode
Tahun 1945-1949 (“Eerst Vliegtuig Reparatie Basis”)
Pada waktu perjuangan fisik kesatuan ini
dikuasai
oleh tentara pendukung sekutu khususnya tentara Belanda. Oleh Belanda kesatuan ini dinamakan
“Eerst Vliegtuig Reparatie Basis” yang disingkat IEVRB. Kesatuan ini
melaksanakan perawatan tingkat berat pesawat terbang tipe : B-25 “Mitchell”,
P-51 “Mustang”. A-169 ”Harvard”, L-4J ”Piper Cup”, C-47”Dacota” dan auster.
Tenaga-tenaga mekanik dari ”IEVRB”
sebagian besar adalah anggota ”ML”. Anggota ”Yosida Butai” hampir semuanya
keluar kota Bandung untuk ikut bergerilya dengan kesatuan lain. Beberapa tenaga
ahli/inti melaksanakan tugasnya memperbaiki pesawat-pesawat terbang peninggalan
tentara Jepang yang belum dikuasai oleh pihak Belanda seperti pangkalan udara
Cibaureum Tasikmalaya, Maguo, Yogyakarta, Maospati, Madiun. Pesawat terbang
yang berhasil dengan fasilitas, peralatan yang sangat terbatas dapat
diterbangkan antara lain tipe : ”Nishikoren, Hayabusha, serta Cureng” yang
pernah digunakan menyerang kedudukan tentara Belanda di Ambarawa dan Salatiga,
Guntai yang dipakai untuk membom tentara Belanda di Semarang.
II.3 Pertumbuhan dan Perkembangan DEPO PEMELIHARAAN 10
·
Periode
tahun 1949/1957 (Asisten I Direktur Perawatan Teknik I)
Setelah menyerah ke daulatan RI pada
tanggal 27 Desember 1949, maka kesatuan ini diserahkan kepada AURIS dari ML,
dengan tugas pokok melaksanakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang/
komponen milik AURIS. Sesuai dengan keputusan Menpangau Nomor 96/50/Pen/53
tanggal 31 Desember 1953 dan terhitung
pada tanggal 1 Januari 1950,
dinamakan Asisten I Direktur Perawatan Teknik I, sebagai pejabat Komandan
ditunjuk Letnan Udara I Nurtanio Pringgo Adi Suryo beliau menjabat sampai
dengan pamgkat Mayor Udara dan diganti pada tanggal 1 Juni 1957 oleh Kapten
Udara A. Patah yang menjabat sampai dengan 1 April 1958, Mayor Udara Nurtanio
setelah tidak aktif di kesatuan ini mendirikan
”Depot Pembuatan Penelitian dan Pengembangan” yang pada tahun 1960
dengan keputusan menpangau Nomor 480 Depot ini diresmikan menjadi lembaga yang
diberi nama ”Lembaga Persiapan Industri Penerbangan” dan disingkat menjadi
”LAPIP”. Pangkat terakhir beliau adalah laksamana Muda Anumerta.Gugur pada
bulan Maret 1966 bersama-sama komodor anumerta Supadio pada waktu bertugas
melaksanakan pengujian terbang/tes Flight pesawat terbang bukan produksi LAPIP.
Personil Dari Asistend I Direktur
Perawatan Teknik I, sebagian besar adalah bekas anggota Yosida Butai yang
kembali dari daerah gerilya, lulusan sekolah teknik udara Maospati Madiun dan
sebagian lagi bekas anggota ML/Belanda.
·
Periode
tahun 1957-1962 (”Depo Perawatan Teknik Udara 1”)
Berdasarkan surat
keputusan menpagau nomer 73 tahun 1957 terhitung mulai tanggal 1 April
1957, kesatuan ini di ganti nama menjadi ” Depo Perawatan Teknik Udara 1 ”. Dan
memiliki tugas memelihara :
a) Pesawat
Pembom tipe B -25 Michel dan B-26 Invander
b) Pesawat
baru taktis tipe P-51 Mustang
c) Pesawt
angkut tipe C-47 Dakota
d) Pesawat
SAR/Intai tipe PBY-5A, UF -1 Albatros, Helicopter dan Otter.
Penggantian pimpinan pada perode ini
Kapten Udara A. Patah diganti oleh Kapten Udara Ir Suratman Darma Prawira.
Kemudian pada tanggal 1 April 1958 Kapten Udara Ir Suratman Darma Prawira, diganti oleh Mayor Udara GF Mambo.
·
Periode
tahun 1962-1965 ( ” Depo Teknik 001”)
Pada tanggal 17 Juli 1962” Depot Perawatan Teknik Udara 1 diganti dengan
nama ” Depo Teknik 001”, sesuai dengan surat keputusan menpagau nomor 131 tahun
1962. Dalam periode ini terjadi penggantian pimpinan yaitu Mayor Udara GF Mambo
diganti oleh Mayor Udara Sumartoyo.
·
Periode
tahun 1965-1966 ( ” Depo Teknik 011”)
Berdasarkan surat keputusan menpagau
nomor 17 tahun 1965 Depo Teknik 001 menjadi Depo Teknik 011. Pengganti pimpinan
dalam periode ini adalah Mayor Udara Sumartoyo diganti oleh Mayor Udara Ir
.Sukendro Wardoyo dapa tanggal 1 April 1965.
·
Periode
tahun 1966-1970 (”Wing Logistik 010”)
Pada tanggal 2 Mei 1966 dengan
berdasarkan kepada keputusan menpagau nomor 45 tahun 1966 depo teknik 011”
diganti namanya menjadi ” Wing Logistik 010”, perubahan nama ini diikuti juga
dengan perubahan struktuk organisasinya, baik esselon staff maupun pelaksana .
Esselon staff organisasi Wing Logistic
010 adalah :
a) Skadron
Teknik 011
merupakan pelaksanaan
kegiatan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang.
b) Skadron
Teknik 012 pelaksanaa
kegiatan untuk mendukung pemeliharaan pesawat terbang di Skadron Teknik 011 dan pemeliharaan komponen di Skadron
Teknik 013.
c) Skadron
Teknik 013 merupakan pelaksana kegiatan pemeliharaan komponen pesawat terbang.
d) Skadron
Materil 014 sebelumnya merupakan kesatuan berdiri sendiri dengan nama Depo
Materil 061, merupakan pelaksana kegiatan penerimaan , penyimpanan, pengeluaran
materiil pesawat terbang.
e) Gudang
pemeliharaan pusat merupakan pelaksana pergudangan materiil pesawat terbang
untuk mendukung pemeliharaan di skatek-skatek lingkungan Wing Logistik 010.
Penggantian pimpinan dalam periode ini
adalah Mayor udara Ir. Sukendro Wardono diganti oleh Mayor Udara Djukahdi A.
pada awal tahun1968.
·
Periode
Tahun 1970-1978 (”Depo Logistik 010”)
Pada tanggal 1 juli 1970 sesuai dengan surat keputusan menpangau nomor
57 tahun 1970 ” Wing Logistik 010”, namanya diganti menjadi ”Depo Logistik
010”. Dengan adanya perubahan ini, Struktur organisasi juga mengalami perubahan,
baik ditingkat markas maupun kesatuan pelaksananya. Pada periode ini
peningkatan kemampuan Depo Logistik 010 adalah:
a) Pada
tahun 1972 kesatuan pemeliharaan 15, memiliki kemapuan pemeliharaan tingkat
berat pesawat terbang C-130 Hercules.
b) Pada
tahun 1976 kesatuan pemeliharaan 16 memiliki kemampuan pemeliharaan tingkat
berat pesawat terbang Helicopter jenis S-58T Twin Pack yang kemudian berkembang
sehingga mampu memelihara pesawat jenis puma SA 330, Huges dan Solloy.
Struktur
organisasi Depo Logistic
010 garis besarnya adalah sebagai berikut :
i.
Eselon Staff
a)
Staff Pembinaan di ganti menjadi Dinas
Pembinaan.
b)
Inspeksi dari staff khusus ditingkat
menjadi dinas pembinaan.
c)
Seksi materiil disingkat menjadi dinas
pembekalan.
d)
Staff khusus disederhanakan menjadi sekretariat umum
dan detasement
markas.
ii.
Eselon Pelaksana
a) Skadron
Teknik diganti menjadi kesatuan pemeliharaan tingkat Sathar.
b)
Skadron Materiil diganti menjadi
Kesatuan pembekalan disingkat Satkal.
c)
Gudang RPC ditingkatkan menjadi Seksi
pusat proses perbaikan pesawat terbang, disingkat P3KP.
d)
Pemeriksaan bahan dan kalibrasi
ditingkatkan menjadi seksi inspeksi materiil disingkat Siinsmat.
·
Peride
tahun 1978-1985 ( ” Wing Matriil 10”)
Dengan keputusan Kasau nomor
Kep/19/V/1978 terhitung mulai 23 Mei 1978 ” Depo Logistik 010”, diganti nama
menjadi ” Wing Matriil 10”.
Peningkatan kemampuan pada periode ini
adalah Bengkel Propeller, Instrument dan Hydraulic dapat melaksanakan overhaul
komponen propeller, instrument dan hydraulic berbagai tipe pesawat terbang.
Struktur organisasi sedikit mengalami perubahan yaitu :
a)
Staf khusus ditambah urusan pengadaan
disingkat URADA dan Pemegang
Kas disingkat Pekas.
b)
Kesatuan pemeliharaan di danti namanya
menjadi Skadron Teknik Disingkat Skatek.
c)
Kesatuan pembekalan diganti namanya
menjadi Skadron Materil di singkat Skamat.
d) Staf
Skadron Teknik ditambah urusan materil disingkat Urmat.
Penggantian
pimpinan dalam periode ini adalah Kolonel TPT Sutjiptadi diganti oleh Letkol
TPT Soemarmo pada tahun 1979. Selanjutnya Kolonel TPT Soemarmo diganti oleh
Kolonel I.M Sugeng pada tgl 25 Mei 1984.
Tugas pokok dan fungsi Wing Materil 10
adalah menyelenggarakan pemeliharaan tingkat berat pesawat terbang dan Overhaul
komponen-komponennya, baik yang bersayap tetap (FixWing) maupun bersayap Putar
(rotari Wing) guna mendukung operasi udara TNI Angkatan Udara, sedangkan
fungsinya adalah sebagai berikut :
a)
Melaksanakan pemeliharaan tingkat berat
pesawat terbang bersayap tetap dan putar.
b)
Modifikasi dan perbaikan tingkat pesawat
terbang.
c)
”Major Overhaul”dan ”Repair” komponen
pesawat terbang.
d)
Memberikan bantuan tenaga spesialis/
teknis untuk pemeliharaan pesawat terbang di luar wing materiil 10.
e)
Kalibrasi alat-alat ukur presisi yang
digunakan dilingkungan TNI AU dan pemeriksaan spare part dengan sistem NDI.
f)
Menerima, menyimpan dan menyalurkan
meteril pesawat terbang untuk menunjang kegiatan pemeliharaan pesawat terbang.
·
Periode
Tahun 1985-1998 (“Depo Pemeliharaan Pesawat Terbang 10”)
Berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor
: Skep/01/III/1985 terhitung tanggal 11 Maret 1985 “Wing Materiil 10” menjadi “
Depo Pemeliharaan Pesawat Terbang 10” disingkat “Depopesbang 10”. Struktur
organisasi mengalami perubahan di antaranya :
a)
Komandan Skadron Teknik diganti menjadi
Kepala Bengkel Pemeliharaan di singkat Kabenghar.
b)
Komandan Detasemen Markas diganti
menjadi Kepala Tata Usaha dan Urusan Dalam disingkat Kataud.
c)
Gudang pemeliharaan pusat SITE 4 GPP 14
menjadi Titik Bekal disingkat TB berdasarkan Skep Dankoharmatau Nomor :
Skep/11/VIII/1986 tanggal 6 Agustus 1986 sedangkan GPP1 dibawah pembekalan
Materil Pusat.
d)
Pusat Proses Perbaikan Komponen Pesawat
Terbang (P3KP) menjadi Pusat Proses Perbaikan (P3)
e)
Dinas Insfeksi menjadi Pengendalian
Kualitas (Dalkual)
f) Dinas
Pembekalan (Diskal) ditiadakan dan dibentuk menjadi Seksi Administrasi Materiil
(Siminmat).
g) Bengkel Trasmisi Benghar 13 dipindahkan
ke Benghar 16.
h) Bengkel
Radio dari Bengkel 13 diserahkan ke Bengkel 11.
Kegiatan pemeliharaan pesawat terbang
tetap melanjutkan tugas pokok dan fungsi yang lama.Dengan adanya perubahan GPP
14 menjadi GPP I dibawah naungan Bekmatpus, maka tugas menerima dan menyimpan
materil pesawat terbang tidak lagi dibawah Depopesbang 10.
·
Periode
Tahun 1998 sampai Sekarang
(”Depo Pemeliharaan 10”)
Berdasarkan surat keputusan Kasau Nomor
: Kep/4/II/1998 tanggal 3 Februari 1998 tentang pokok-pokok organisasi dan
prosedur kotama fungsional TNI Angkatan Udara dan menyangkut perubahan nama
”Depo Pemeliharaan Pesawat Terbang 10” menjadi ”Depo Pemeliharaan 10” dan
disingkat ”Depohar 10”. Struktur
organisasi mengalami sedikit perubahan diantaranya :
a)
Kepala bengkel Pemeliharaan di ganti
menjadi Komandan Satuan Pemeliharaan disingkat Dansathar.
b)
Kepala Pengendalian Kualitas disingkat
Kadis Dalkual.
c)
Seksi Diklat dihilangkan dan digabung ke
Binpersman, kemudian Binpersman diganti menjadi Seksi Binpers disingkat
Sibinpers membawahi Subsi Minpers dan Subsi Diklat.
d)
Komandan Skadron Teknik diganti menjadi
Kepala Bengkel Pemeliharaan di singkat Kabenghar.
e)
Komandan Detasemen Markas diganti
menjadi Kepala Tata Usaha dan Urusan Dalam disingkat Kataud.
f)
Gudang pemeliharaan pusat SITE 4 GPP 14
menjadi Titik Bekal disingkat TB berdasarkan Skep Dankoharmatau Nomor :
Skep/11/VIII/1986 tanggal 6 Agustus 1986 sedangkan GPP1 dibawah pembekalan
Materiil Pusat.
g)
Pusat Proses Perbaikan Komponen Pesawat
Terbang (P3KP) menjadi Pusat Proses Perbaikan (P-3).
h)
Dinas Insfeksi menjadi Pengendalian
Kualitas (Dalkual).
i)
Dinas Pembekalan (Diskal) ditiadakan dan
dibentuk menjadi Seksi Administrasi Materiil (Siminmat).
j)
Bengkel Trasmisi Benghar 13 dipindahkan
ke Benghar 16.
k) Bengkel
Radio dari Bengkel 13 diserahkan ke Bengkel 11.
l)
Kegiatan pemeliharaan pesawat terbang
tetap melanjutkan tugas pokok dan fungsi yang lama.Dengan adanya perubahan GPP
14 menjadi GPP I dibawah naungan Bekmatpus, maka tugas menerima dan menyimpan
materiil pesawat terbang tidak lagi dibawah Depopesbang 10.
BAB III
PEMBAHASAN KEGIATAN PRAKERIN
III.1 SATHAR 12 (Satuan Pemeliharaan 12)
III.1.1
Pengenalan Singkat
Sathar 12 merupakan salah satu sathar yang di bawahi oleh
DEPOHAR 10 yang didalamnya terdapat bengkel umtek, bengkel pelapisan, bengkel
welding, bengkel airframe, dan bengkel kemudi pipa.
III.1.2 Teori
A. Bengkel
Air Frame Structure Repair
·
Alumunium
Jenis-jenis allumunium alloy yang biasa digunakan pada
pesawat antara lain :
a)
T0
(lasbar)= alumunium murni
Sifat dari alumunium murni
-Sifat
mampu bentuk yang baik.
-Tahan korosi yang cukup baik.
-Konduktivitas listrik yang cukup
baik.
-Permukaannya
memiliki sifat pemantulan cahaya yang
baik.
-Kelemahan
alluminium murni adalah kekuatannya yang rendah.
b)
T3
biasa digunakan pada bagian skin pesawat.
c)
T6
strukturnya lebih keras daripada T3 biasa di gunakan pada bagian yang memiliki
beban yang lebih berat.
“Setiap komponen memiliki part number (PN)”
Untuk alumunium T3
= PN 2024
Untuk alumunium T6
= PN 7075
Allumunium alloy memiliki
ketebalan yang berbeda diantaranya :
PN 2024-T3
|
PN 7075-T6
|
016
|
016
|
020
|
020
|
025
|
025
|
032
|
032
|
050
|
050
|
063
|
063
|
070
|
070
|
071
|
071
|
090
|
090
|
125
|
125
|
250
|
250
|
·
Rivets (Paku Keling)
Menurut bentuk kepala Rivets terbagi menjadi 3 type :
1.
Universal head (Protuding)
2.
Counter shunk head
3.
Style of head
Rivet memiliki beberapa ukuran
yaitu :
-1/2”
-5/32” -3/32”
-1/8”
-3/16”
Jenis-jenis
rivet menurut bahan materialnya :
Material Code
|
Head Marking
|
Part Number
|
Material
|
A
|
Plain
|
1100
|
Alumunium
|
AD
|
Dimpled
|
2117
|
Tembaga
|
DD
|
Two Raised
Dashes
|
2024
|
Tembaga
|
B
|
Raised
Class
|
5056
|
Magnesium
|
M
|
Two Dots
|
-
|
Stainless
steel
|
·
Clecos
Alat untuk
menjepit memegang 2 benda secara bersamaan.
Clecos mempunyai ukuran masing-masing :
Warna
|
Ukuran
|
Perak
(zinc)
|
3/32 “
|
Tembaga
|
1/8”
|
Hitam
|
5/32”
|
Emas (kuningan)
|
3/16”
|
·
Rivet Set
Fungsinya untuk memukul kepala
rivet itu sendiri.
Type
dari rivet set :
a.
Straight set
b.
Cut-away set
c.
Off-set
d.
Gooseneck
e.
Flush-set
`
·
Composite
Composite adalah bahan yang terbuat dari bahan konstituen dengan berbeda secara
signifikan fisik atau sifat kimia, yang jika dikombinasikan menghasilkan
material denga karakteristik yang berbeda dari masing-masing komponen.
Composite dibentuk oleh bahan-bahan yang digabungkan bersama untuk membentuk
suatu struktur keseluruhan yang lebih baik dari masing-masing komponen.
Composite tebagi menjadi dua yaitu :
1.
Plexy glass (Transparent Plastic)
Plexy glass atau transparent plastic biasa digunakan pada jendela pesawat
terbang, canopies, nosepieces, dan gun turrets. Flexy glass dapat dikelompokkan
menjadi dua karakteristik yaitu :
§ Thermoplastic
Thermoplastic adalah material yang lunak bila dipanaskan dan akan mengeras
bila didinginkan. Material ini dapat dipanaskan sampai lunak sehingga dapat
dibentuk sesuai yang diinginkan. Thermoplastic dapat dipanaskan kembali dan
dibentuk lagi sampai beberapa kali tanpa merubah komposisi kimia dari benda itu
sendiri.
§ Thermosetting
Thermosetting adalah material sekali bentuk. Artinya bila meterial ini
sudah dibentuk tidak bisa dirubah kembali karena susunan kimianya berbeda
dengan thermoplastic.
Kedua jenis plexy glass tersebut diatas biasanya digunakan didalam
monolithic atau laminated form. Laminated flexyglass adalah plexy glass yang
berbentuk lembaran.
2.
Fiberglass (Glass Reinforced Plastic)
Fiber glass adalah serat polimer yang terbuat dari plastic matrix yang
diperkuat oleh serat kaca. Fiberglass memiliki sifat sangat kuat dan ringan
tapi kurang kaku. Pada dunia penerbangan fiberglass biasa digunakan untuk
menambal skin pesawat yang mimiliki retak, dengan menempelkan fiberglass pada
skin yang retak lalu mengolesi fiberglass tsb dengan campuran cairan kimia
yaitu catalish dan resin. Fiberglass memiliki dua jenis yaitu :
a)
Fiber matt
b)
Fiber cloth
B.
Bengkel Kemudi Pipa
·
Kabel Kemudi (Control Column Cable)
Fungsinya sebagai kabel yang menghubungkan stir/pedal dengan flight control
yang ada di pesawat. Part Number : MIL-C
18375
·
Pipa (tube)
Berdasarkan jenis bahannya dan
sifatnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
Alumunium
(PN : revere 5052-wwt-787)
|
Stainless Steel
(PN : Mil. T-8504-8)
|
Masa pakai
sebentar
|
Masa pakai
lebih lama
|
Mudah
dibentuk
|
Sulit
dibentuk
|
Cepat
rusak apabila tidak hati-hati dalam pembentukan
|
Tahan
karat/korosi
|
|
|
Ada dua jenis coupling pada pipa
yaitu nut dan sleeve. Coupling adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan dua
poros bersama-sama di ujungnya untuk tujuan transmisi daya.
Part Number untuk coupling pipa alumunium yaitu :
-
AN 818 (nut)
-
AN 819 (sleeve)
Berdasarkan jenis ujung pipa dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
-
Flared tube
-
Standard tube
Alat-alat yang digunakan dalam
subspesialisasi pipa yaitu :
-
Tube bender / bending machine. Alat yang digunakan untuk
membengkokkan pipa.
-
Tube flaring / flaring machine. Alat yang digunakan untuk
membentuk ujung pipa menjadi flared/pipih.
·
Selang (hose)
Hose adalah
Tabung flexibel yang dirancang untuk membawa cairan fluida dari satu lokasi ke lokasi lain. Contohnya fuel, hydrolic, oil, pneudrolic dan cairan
fluida yang lain.
Penggunaan
flexybel hose/selang di bagi 3 yaitu :
-
Low pressure (PN : Mil-H-8788)
-
Medium pressure (PN : Mil-H-8794)
-
High pressure (PN : AEROQUIP 601)
C.
Bengkel Welding/Las
Las adalah
proses
penyambungan material seperti besi atau baja dengan cara membakar. Ada
beberapa las di sathar 12 yaitu :
-
Las Listrik.
-
Las Karbit.
-
Las Argon.
-
Las Titik/Fean.
III.2 SATHAR 13
(Satuan Pemeliharaan 13)
III.2.1 Pengenalan Singkat
Sathar 13 merupakan
salah satu sathar yang di bawahi oleh DEPOHAR 10 yang didalamnya terdapat
bengkel pmel, bengkel instrument, bengkel pneudrolic, bengkel propeller, bengkel
motor, bengkel listrik, dan bengkel NDI (Non Distraction Inspection).
III.2.2 Teori
A.
Bengkel Instrument
Instrument adalah salah satu komponen pesawat terbang yang sangat penting
dalam proses penerbangan. Instrument harus bisa mendeteksi secara teliti dan
tepat sesuai dengan fungsi masing-masing untuk keperluan pilot dalam
penerbangan. Menurut prinsip kerjanya instrument di bagi menjadi tiga yaitu Air
Data, Indicated dan Gyro.
i.
Air Data adalah suatu komponen yang cara kerjanya
menggunakan tekanan udara.
ii.
Indicated adalah suatu alat yang digunakan untuk
melihat/mewakili hitungan sebuah putaran, temperature, keccepatan dan
sebagainya. Indicated bekerja pada system syncro, electric, moving coil, dan
combinasi.
iii.
Gyro adalah suatu benda atau rotor yang berputar dengan
kecepaan tinggi dalam ruang bebas pada alat putarnya, pada pesawat gyro berfungsi
untuk mengetahui sikap pesawat terhadap bumi dan magnet yang bekerja
berdasarkan keseimbangan dan gaya ganggu. Bagian dari gyro yaitu : rotor,
gimbal, spin axis, evertor devices, dan yoke.
Klasifikasi Instrument yaitu :
i.
Flight Instrument
Instrument ini bekerja atas dasar data-data udara dan gyroscope yang
berguna untuk mendeteksi sikap dan keadaan pesawat saat di udara. Contoh-contoh
komponen yang termasuk pada flight instrument yaitu :
-
Air Speed Indicator fungsinya untuk
mengetahui kecepatan pesawat relative terhadap tekanan udara di sekelilingnya.
Prinsip kerja dari ASI yaitu ASI memiliki bagian utama yaitu sebuah diafragma
dari logam yang flexybel. Diafragma ini dihubungkan langsung ke pitot tube.
Bila pesawat melaju maka tekanan dinamis masuk melalui pitot tube dan menekan
diafragma sehingga diafrgma tersebut mengembang. Diafragma akan mengembang dan
mengempis sesuai dengan besar kecilnya tekanan dinamis yang masuk melalui
pitot. Gerakan mengembang dan mengempis diafragma akan diteruskan melalui
sebuah tuas yang akan memutarkan rocking shaft, dengan memutar rocking shaft
maka tuas lain akan menggerakkan sector yang bergigi lalu ini akan memutarkan
hand shaft dimana terpasang pointer. Tekanan yang masuk dekat dengan diafragma,
disamping dinamis juga tekanan statis, kedua tekanan ini dinamakan tekanan
pitot. Tekanan statis ini tidak tergantung pada kecepatan jadi diafragma harus
bebas dari pengaruh tekanan ini. Untuk menghilangkan pengaruh ini diafragma di
tempatkan dalam rumah instrument yang kedap udara dan dihubungkan dengan
atmosfir melalui lubang static.
-
Altimeter fungsinya untuk
mengukur ketinggian pesawat dari sea level. Prinsip kerja dari altimeter
sebagai berikut : udara lebih padat di permukaan bumi dari pada di atasnya,
apabila ketinggiannya bertambah maka tekanan udara berkurang. Tekanan yang
berbeda pada tinggi yang berlainan ini dipakai altimeter untuk menunjukkan
perubahan ketinggian. Jadi secara sederhana altimeter sesungguhnya adalah
barometer logam yang pembacaannya tidak dalam satuan tekanan melainkan dalam
satuan feet.
-
Vertical Speed
Indicator fungsinya untuk mengetahui kecepatan pesawat pada saat climb dan descent,
menanjak atau menukik.
-
Attitude Indicator fungsinya untuk
mengetahui posisi pesawat pada saat berada di udara.
-
Turn and Bank
Indicator fungsinya adalah untuk mengetahui posisi belok dari pesawat.
-
Fuel Flow Indicator fungsinya adalah
untuk mengetahui aliran bahan bakar.
ii.
Engine Instrument
Engine instrument adalah suatu instrument yang berfungsi untuk mengetahui
suhu/temperature, putaran per menit pada engine. Contoh-contoh komponen yang
termasuk pada engine instrument yaitu :
-
RPM Indicator fungsinya untuk
mengetahui berapa persen putaran masing-masing engine.
-
Turbine Inlet
Temperature.
-
Oil Pressure
Indicator.
iii.
Navigasi Instrument
Navigasi instrument adalah suatu instrument yang memberi informasi kepada
pilot untuk dapat membantu pengendalian/membimbing suatu pesawat sepanjang
course secara akurat. Contoh komponen yang termasuk pada navigasi instrument
yaitu :
-
Compass Indicator fungsinya untuk
menunjukkan arah terbang dari pesawat terhadap kutub magnet bumi.
iv.
Auxiliary/miscellaneous
instrument.
Miscellaneous Instrument adalah suatu instrument pendukung pesawat pada
saat penerbangan. Contoh komponen yang termasuk dalam instrument ini yaitu :
-
Clock (jam)
B. Bengkel Pneudraulic
Bengkel pneudraulic yaitu bengkel yang menangani repair tingkat berat
pesawat pada semua komponen yang menggunakan tenaga pneumatic dan hydraulic
seperti brake system, landing gear, door, flight control, nose steering dan
lain-lain.
Hydraulic memiliki beberapa
system yaitu :
1.
Utility system
Utility system berfungsi
sebagai penggerak landing gear, flap, normal brake, dan nose steering.
2.
Booster system
Booster system berfungsi
sebagai penggerak flight control yang diantaranya yaitu aileron, rudder,
elevator.
3.
Auxiliary system
Auxiliary system berfungsi
sebagai penggerak cargo door, emergency brake, emergency nose landing gear
extend, dan menggunakan tuga utility system pada waktu on ground dengan cara
menurunkan check outr valve.
Sumber Pneumatic
-
GTC (ground turbine compressor)External garret digunakan untuk
emergency dan ground.
-
Engine compressor
-
AC pack (air conditioning)
III.3 SATHAR 15 (Satuan Pemeliharaan 13)
III.3.1 Pengenalan Singkat
Satuan
pemeliharaan 15 merupakan salah satu sathar yang dibawahi oleh DEPOHAR 10.
Khusus didalam Sathar ini hanya melakukan overhoul, repair dan banharlap
(bantuan pemeliharaan lapangan) untuk pesawat C 130 Hercules type H dan C 130
hercules type B.
III.3.2 Teori
Perkenalan
pesawat terbang
Identifikasi pesawat :
A.
Tipe-tipe pesawat terbang
1.
Tipe fixed wing
Pesawat ini mempunyai sayap yang dilekatkan secara tetap pada badan pesawat. Pada pesawat
bermesin ganda maka sayap merupakan tempat menempelnya mesin penggerak. Syap
jga merupakan tempat bahan bakar. Kebanyakan peswat tipe fixed wing dapat
mengangkut bahan bakar ataupun muatan yg
lebih besar dari pada tipe rotary wing.
2.
Tipe rotary wing
Pesawat tipe ini biasa disebut helikopter.
Sayap pesawat tipe ini dilekatkan pada suatu rotor dan berputar di atas pesawat
“blade” pesawat tipe rotary wing mengangkut muatan yg lebih kecil
dibandingkan dengan
tipe fixed wing. Keistimewaan pesawat tipe rotary wing adalah bahwa dapat lepas
landas maupun mendarat secara vertical dalam suatu lahan yg kecil, sedangkan pesawat tipe fixed wing kebanyakan memerlukan suatu
landasan atau runaway.
B.
Mesin penggerak
Telah
kita pelajari bahwa daya gerak biasanya didapat
dari tenaga yg dihasilkan oleh gerakkan poros engkol atau poros yang berputar.
Kedua tipe pesawat baik tipe fixed wing maupun tipe rotary
wing dapat mempergunakan daya gerak baik dari gerakkan poros engkol ataupun
dari gerakan poros putar.
1.
Mesin torak
Motor-motor torak biasanya menggunakan piston. Tipe ini adalah tipe motor pesawat yang paling tua dan tidak banyak mengalami perubahan-perubahan. Piston motor ini
dihubungkan dengan
propeller melalui poros engkol, yang
menghasilkan daya dorong kedepan (disebut thrust). Mesin torak tidaklah seeffisien mesin-mesin yang lain. Biasanya
digunakan pada pesawat-pesawat latih seperti Charlie, bravo, dll.
2.
Mesin Turbojet
Mesin turbojet menggunakan
exhaust gas sebagai daya dorong. Mesin* ini menggunakan prinsip aksi-reaksi. Nama mesin turbojet ini di ambil dari adanya
turbine di dalamnya. Mesin jet digunakan pada pesawat F-5E dan A-4D.
2.
Mesin
Turboprop
Mesin turboprop menggunakan turbine untuk menggerakan
propeller. Sebegai thrust dan daya dorong exhaust gas. Dengan menggunakan mesin
turboprop pesawat dapat terbang pada ketinggian rendah dan bisa mendarat pada
short runaway.
C.
Kode-kode Identifikasi Pesawat.
Setiap pesawat mempunyai tugas yang khas, dengan membaca
kodenya kita dapat
membedakan tugas
dari pesawat tersebut.
TNI-AU telah membeli
pesawat dari berbagai Negara dan setiap Negara
mempunyai kode identifikasi tersendiri. Dalam pelajaran ini kita pelajari kode
pesawat yang dibeli dari amerika serikat :
·
Basic mission
(tugas dasar)
Tugas dasar
ditulis dengan kode huruf
sebagai suatu singkatan. Sebagai contoh beberapa kode tugas pokok yg berikut :
A - Attack
Didalam
pertempuran pesawat ini digunakan untuk menyerang posisi lawan ditanah pada jarak dekat dari
udara.
B - Bomber
Pesawat bertugas
mendrop bahan peledak untuk mrnghancurkan posisi lawan dari ketinggian sedang
sampai tinggi.
C - Cargo
Pesawat ini dirancang untuk pesawat
pengangkut baik barang-barang maupun penumpang. Kadang-kadang disebut juga pesawat transport. Sebagai contoh
C-130 adalah pesawat angkut.
F - Fighter
Pesawat pemburu
merupakan pesawat tempur yang menyerang pesawat lawan di udara atau juga
menyerang posisi lawan di darat.
O – Observation
Pesawat pengintai, bertugas untuk mengintai kegiatan
lawan dengan terbang melintasi daerah lawan.
T - Trainer
Pesawat latih
yaitu bertugas untuk melatih belajar terbang.
U - Utility
Pesawat serba
guna digunakan untuk mengangkut sekelompok penumpang.
H - Helicopter
Pesawat
helicopter menggunakan rotary wing yang mampu tinggal landas dan mendarat
secara vertical.
D.
Gaya-gaya Pada Pesawat
Terbang
Prinsip dasar
dari cara pesawat terbang untuk mengudara sama untuk semua pesawat, baik
pesawat capung maupun pesawat super jumbo seperti Airbus A380.Yang mempengaruhi
pesawat unuk terbang adalah gaya-gaya aerodinamis yang mengenainya yaitu, gaya
angkat (lift), gaya hambat (drag), gaya berat (gravitasi), dan gaya dorong
(trust).
E.
Sumbu-sumbu Pada Pesawat Terbang
Suatu sumbu
adalah seolah-olah garis semu yang
melintas pesawat. Suatu pesawat mempunyai 3 sumbu. Bilamana sebuah pesawat akan
merubah arah maka pesawat bergerak sepanjang satu atau lebih sumbu ini.
1.
Longitudinal axis
(sumbu longitudinal)
Sumbu longitudinal adalah garis sumbu sepanjang
pesawat dari hidung ke ekor melalui center of grafity. Pergerakan sepenjang
sumbu ini disebut roll (berguling).
2.
Lateral Axis
(sumbu lateral)
Lateral axis adalah garis sumbu yg berjalan dari ujung sayap yg
satu sampai ke ujung sayap yg lain. Pergerakan sepanjang sumbu ini di sebut
“pitch”.
3.
Vertical Axis (sumbu vertical)
Vertical axis adalah garis sumbu yang berjalan dari puncak samapai
dasar pesawat melalui center of gravity. Gerakan sepanjang sumbu ini disebut
“yaw”
F.
Bidang Kemudi
Penerbangan
harus mampu mengemudikan pesawat dengan melakukan gerakan sepanjang sumbu-sumbu longitudinal,lateral, dan vertical. Dia
mengemudikan gerakan-gerakan tersebut dengan mempergunakan
bidang-bidang kemudi. Beberapa bidang kemudi dihubungkan dengan stick yang berada dalam ruangan bidang kemudi pesawat. Dengan jalan
menggerakan stick maka penerbangan dapat menggerakan bidang-bidang kemudi. Bidang kemudi yang lain dikendalikan melalui pedal.
Ada 2 macam bidang kemudi yaitu : bidang kemudi utama dan bidang kemudi bantu.
i.
Bidang kemudi
utama (primary flight control surfaces)
·
Aileron.
Ada 2 buah
aileron yg masing-masing menempel pada sayap sebelah ujung. Aileron
merupakan kendali pergerakan sepanjang sumbu longitudinal yaitu bgerakan
berguling (roll). Dengan menggerakan stick maka aileron yang satu bergerak ke bawah sedangkan aileron yang lain bergerak ke atas. Bila stick digerakan ke
kanan, maka aileron ke kiri akan bergerak kebawah sedangkan aileron kanan
bergerak ke atas. Dengan demikian pesawat berguling ke kiri.
·
Elevator.
Terletak pada ujung
bagian belakang dari masing-masing horizontal
stabilizer. Horizontal stabilizer merupakan sayap kecil pada bagian dari ekor
pesawat. Elevator merupakan kendali gerakan sepanjang sumbu lateral yaitu
gerakan pitch.
·
Rudder.
Terletak pada
trailing edge dari vertical stabilizer. Vertical stabilizer adalah bagian dari
ekor yang berdiri tegak lurus terhadap pesawat. Rudder merupakan kendali gerakan sepanjang sumbu vertical yaitu
gerakan yaw.
ii.
Bidang kemudi
bantu (secondary flight control surfaces)
Pada pesawat yang sudah modern maka
disamping bidang kemudi utama di tambahkan pula
beberapa bidang kemudi bantu. Bidang kemudi bantu antara lain adalah tabs,
spoiler, speed brakes dan wing flaps. Bidang-bidang ini memebantu bidang kemudi
utama.
·
Tabs
Dilekatkan pada
trailing edges dari rudder, elevator dan aileron. Gunanya untuk memebantu
bidang kemudi utama.
·
Spoilers
Gunanaya untuk
menambah gaya hambatan danmengurangi gaya angkat. Spoilers membantu pada saat
pendaratan atau saat pesawat membelok dalam penerbangan.
·
Speed brakes.
Hampir sama sengan spoilers yaitu berfungsi untuk
menambah daya hambatan (drag) pada saat diperlukan agar pesawat dapat berkurang
kecepatannya. Dilekatkan pada dasar sayap atau bagian ekor dari pesawat.
·
Wing flaps.
Gunanya untuk
menambah daya angkat (lift) pada saaat di perlukan yaitu waktu tinggal landas
dan waktu mendarat. Ada 4 tipe flaps : plain flap, leading edge flap, split
flap, fowler flap.
RUDDER
|
Elevator
|
Aileron
|
Control
ini
Flight
control Terdiri dari:
1.Aileron (kemudi rolling)
2.Elevator
(kemudi naek turun)
3.Rudder (kemudi arah/belok)
1.Aileron
Aileron
terdapat di bagian ujung wing,dan aileron ini di gerakan oleh stick dua arah
yaitu:kiri dan kanan (dierectional),aileron bergerak tidak bekerja secara
bersamaan melainkan lain arah.
Contoh:aileron
kiri ke atas dan kana ke bawah.
2.ELEVATAOR
Elevator
ini terdiri dari sepasang(kiri dan kanan) yg dipasangkan dipada trailing edge
dari tail plane (horizontal stab)
Gerakan
elevator ini antar lain kiri dan kanan
selalu bersama sama,misalnya sebelah kiri up,sbelah kanan juga up,begitu
pula sebaliknya .gerak elevator ini berguna untuk menggerakan pesawat ke
arah climbing /nose up dan decent (nose down)
3.RUDDER
Rudder
hanya terdiri dari 1 saja yg dipasangkan di tail section (dari vertical stab)
Gerakkan
dari rudder ini bersumber dari maju mundurnya pedal di cockpit
Rudder
ini berfungsi untuk membelokkan arah pesawat kea rah kiri dan kanan
II.6 C 130 HERCULES DOOR
1. crew door
2. cargo ramp door
3. up cargo door
4. emergency exit door
5.
paratroop door (
untuk terjun)
II.7
C 130 HERCULES ENGINE
COMPONENT:
1.prop
2.gear
box
3.shaft
4.compressor
5.combustion
chamber
6.turbine
7.exhaust
II.8
C 130 HERCULES ANTI ICING
LOKASI ANTI ICING:
1.leading
edge
2.radome
3.wind
shield
4.propeler
5.inlet
duct
II.9 ELECTRO PLANTING WORK SHOP
*lapisan
cadmium
1.
cadmium oksid
2.
Natrium
3.
Sadium
hidroksida
4.
Aqua diameneral
*
Pewarna
1.
Natrium bikromat
2.
Nitrit acid
3.
Asam sulfat
4.
Aqua dimeneral
*Anodize
1.
Kromik acid
2.
Asam sulfat
*urutan
kerja cadmium
1. Benda kerja mdi
2. Dibawa pelapis
Ø Masukin ke HCL
Ø Angkat benda kerja
Ø Cuci dan sikat dengan sabun
Ø Di bilas dengan air bersih
Ø Masuk ke proses cadmium
Ø Sikat
Ø Bilas dengan air bersih
Ø Masuk ke proses cadmium kurang lebih 5 detik
Ø Bilas dengan air bersih
Ø Pewarnaan
PROSES
ANODIZE BLADE PROP
*
Benda kerja
*bilas
denga air bersih
*neutralizer
*bilas
dengan air bersih
*anodize
*bilas
dengan air bersih
*hot
sealing
III.10 PROSES PAINTING
*Cat
yang bercampur dengan hardner
*selang
*gun
spray
*amplas
Cara
painting:
·
Painting
terlebih dahulu
·
Tuangkan cat
yang sudah di campur dengan hardner ke gun spray
·
Cat bagian yang
ingin di painting
+ komentar + 2 komentar
mantap.
saya mau tanya nih bang,pesawat pesawat yang ada di bandara husein sastranegara ini jenisnya ada apa aja ya?